Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

hukum nasyid..

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu kami sampaikan bahwa mayoritas ulama -termasuk imam empat- berpendapat haramnya memainkan alat musik. Bahkan dalam hal ini tidak diketahui adanya khilaf (perbedaan pendapat) di kalangan Salaf. Walapun ada sebagian Khalaf membolehkannya, namun yang benar adalah pendapat Salaf. Diantara dalil yang mereka bawakan ialah: Dari Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari, dia berkata: Abu 'Amir atau Abu Malik Al Asy'ari telah menceritakan kepadaku, demi Allah dia tidak berdusta kepadaku, dia telah mendengar Nabi bersabda, "Benar-benar akan ada beberapa kelompok orang dari umatku akan menghalalkan kemaluan, sutera, khamr, dan alat-alat musik. Dan beberapa kelompok orang benar-benar akan singgah ke lereng sebuah gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang miskin mendatangi mereka untuk satu keperluan, lalu mereka berkata, 'Kembalilah kepada kami besok'. Kemudian Allah menimpakan siksaan kepada mereka pada waktu malam, menimpakan

all about nasyid

now, i want to tell you about my loved genre of music, nasyid.. Acapella adalah suatu teknik bernyanyi yang biasanya dilakukan secara berkelompok tanpa diiringi oleh alat musik. Perkembangan acapella dimulai dari para imigran afrika yang sudah terbiasa bernyanyi dalam perayaan pesta-pesta di suku-suku pedalaman. Kemudian pada jaman perbudakan mereka mulai menirukan orang-orang kaukasia (bule) yang bernyanyi di gereja2 yang diiringi alat musik. Oleh karena mereka tidak mampu membeli atau bahkan tidak diberi kesempatan untuk memainkan alat musik itu, mereka menirukan suara berbagai alat musik untuk mengiringi nyanyian-nyanyian di tenda-tenda tempat mereka berkumpul. Acapella bagi orang kaukasia tadinya hanya dianggap bernyanyi dengan pembagian suara tanpa alat musik dan tanpa menirukan suara alat musik. Tetapi bagi orang Afrika lain, mereka menyanyi sekaligus menirukan suara alat musik, jadi lebih lengkap. Hal ini akhirnya ditiru oleh bangsa-bangsa lain terutama Spanyol yang akhir

kontemplasi: bukan cinta yang salah

Witing tresno jalan soko kulino, mungkin pepatah jawa ini 99,99 % akurat. Sebagian orang mungkin menganggap apa yang saya lakukan ini adalah hal gak penting, buang - buang waktu ataupun "keanehan" karena "mengulik" dan sedikit bermain kata untuk mencari tahu fakta sebenarnya tentang "HTS", baca hubungan tidak syar'i, menurut akronimku. Kali ini berbicara maslah "hati", biasa sumber inspirasiku adalah ketika aku berdiam diri di pojok GKM, membaca kitab di sebuah ruang mungil yang penuh dengan inspirasi. where's that? Ya ada 3 kemungkinan, sekre acses, mosaic, ta hima ep yang akhir - akhir ini sering kukunjungi. dan dari tempat inilah, saya melihat suatu fenomena yang wajar bila kita posisikan diri kita sebagai seorang biasa, namun menjadi tidak wajar ketika hal - hal ini dilakukan oleh orang yang berada dalam barisan perjuangan dakwah, yang mengatasnamakan diri mereka "kader dakwah". Cinta lokasi, ataupun cinta yang tumbuh karena

tebu ireng..

Pondok Pesantren Tebuireng didirikan oleh Kyai Haji Hasyim Asy'ari pada tahun 1899 M.Pesantren ini didirikan setelah ia pulang dari pengembaraannya menuntut ilmu diberbagai pondok pesantren terkemuka dan di tanah Mekkah, untukmengamalkan ilmu yang telah diperolehnya. Tebuireng dahulunya merupakan nama dari sebuah dusun kecil yang masukwilayah Cukir, Kecamatan Diwek, KabupatenJombang, Jawa Timur. Letaknya delapan kilometer di selatan kotaJombang, tepat berada di tepi jalan raya Jombang – Kediri.Menurut cerita masyarakat setempat, nama Tebuireng berasal dari "kebo ireng"(kerbau hitam).Versi lain menuturkan bahwa nama Tebuireng diambil dari nama punggawa kerajaanMajapahit yang masuk Islam dan kemudian tinggal di sekitar dusun tersebut. Dusun Tebuireng sempat dikenal sebagai sarang perjudian, perampokan,pencurian, pelacuran dan perilaku negatif lainnya. Namun sejak kedatangan K.H.Hasyim Asy'ari dan santri-santrinya, secara bertahap pola kehidupan masyarakatdusun tersebut

Azizah Kost (new born)

For all alumnus Azizah kost, miss u mbak - mbakku.. Teringat dulu ketika aku jadi maba, dengan wajah lugu, polos, gampang diaqapusi, hehe, di anter mbak Tea ke karmen 8 no. 3, (mbak Tea, engkau menjerumuskanku ke tempat yang tepat, thanks, hehe..). Dulu, Azizah kost dihuni oleh mayoritas akhwat harokah tarbiyah kambus B(insyaAllah begitu), awal mula perkenalanku dengan KAMMI pun juga di sini, hingga akhirnya sekarang jadi salah satu punggawa KAMMI Airlangga. Dulu, KAMMI sering bercengkrama, kami sering membangunkan di malam hari, jamaah subuh bareng, al ma'tsuratan, tilawah pagi, magrib bareng, abis tu ngaji dan jadi malu ketika kalian(especially nyai Iis, hehe) menyimakku, "mee, pake ghunnah, didengungkan, ini huruf ha'" dan sebagainya, kemudian kita menyelami maknanya bareng - bareng. dibaca giliran dan mengahayati, so sweet.. palagi pas demo bareng, seru lah.. momen yang paling kuingat adalah ketika pagi tiba, "aku mandi pertama, aku antri, mbak aku nyela, dsb

As Shohwah dan Elegi Mitos dalam Team

7 Agustus 2010 @ sekre Acses, ngopi(ngobrol pagi) bareng mas vicky n misas yang tak sengaja mampir n bertanya pada papan, “kok gak istighosah wae nyapo?” : ) As shohwah(kebangkitan), nyari arti ginian ae dapet bonus anjuran segera menikah dari mas yosi, apa hubungannya coba, aneh.. To the case, As shohwah, kata ini yang akan saya gunakan untuk mencoba meberi dorongan buat rekan – rekan seperjuangan, senasib sepenanggungan yang berusaha menapaki kerikil – kerikil tajam dan duri – duri kecil untuk menggapai ridhonya. Dakwah, perjalanan dakwah yang kian lama kian berat ini membutuhkan kontribusi antum, kawan. Special for DLM’ers, Ksatria KAMMI Airlangga, Bocah IMMS, dulur Lesipu Surabaya, Arek HIMA EP; keilmuan division, Mosaic’ers, dan my beloved team Acsesors. Khususon illa kawan yang bilang aku aneh, anehku sebelah mana, ini keajabian tau? Hehe.. Kali ini aku gak mbahas masalah fatwa MUI, rokok, thoreqod, tokoh sufi, usfiq, harokah, nahwu shorof, lughoh, kitab nikah terlebih analisis p