Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2010

wanted : pemimpin unair

Sebuah kebiasaan yang buruk dari seorang mei yunlusi adalah susah memaafkan, tapi jika kau baik, aku akan berusaha mengembalikannya lebih, seoptimal yang bisa saya lakukan. Namun, rasa sakit hati itulah yang menyadarkanku untuk bergerak, terima kasih kawan. Mengutip kata teman di sebuah perhelatan bersama kawan2 seperjuangan di SMA, yang bilang bahwa ukhuwah adalah "memberi tanpa harap menerima", pun "kita tidak boleh kecewa dengan orang lain, karena mungkin diri kita lebih mengecewakan dari mereka" merupakan suatu "proses pendewasaan diri" yang senantiasa berlangsung dalam diri manusia.Memaknai kata ukhuwah. Menghadapi banyak karakter dan pemikiran dari kepala orang serta menghadapi tingkah polah mereka, itupun proses elaborasi yang menantang. Kekalutan hati. Tadi malam, saya tidak bisa tidur, bahkan baru tidur jam 3 pagi tadi, menahan keram dan rasa njarem yang sebenarnya tak berasa lagi, tapi karena luka hati, rasanya sakit ini kian mendera.Menyambung k

thanks for the ticket

tulisan untuk temanku, thanks atas tiket perjalanannya sehingga saya bangga mengaku mahasiswa : ) Mimpi. Satu kata yang cukup sederhana namun tak dimiliki semua orang. Bahkan, beberapa orang takut untuk “bermimpi”, termasuk saya mungkin, namun itu dulu, sekarang?? Mimpi adalah peta hidupku. Keterbatasan, hal inilah yang biasanya menjadi penghalang bagi seseorang untuk berani bermimpi. Namun, jika kau adalah seorang yang berjiwa ksatria, kau tidak akan berhenti dan mundur dari peperangan hanya karena keterbatasan. Karena sejatinya, seseorang yang menyadari bahwa dirinya dekat dengan kegagalan, Allah telah membuka jalan keluar baginya, wallahu’alam. Sahabat, semoga apa yang saya tulis ini, nantinya bisa menjadi penyemangat bagi kalian untuk terus berkiprah, memulai hal besar dari hal yang sederhana, memulai kenyataan dari sebuah mimpi, dan memulai membangun itu semua dari diri kita pribadi. Mei Yunlusi, hanyalah seorang anak penjual gerabah di pasar sayur Magetan, bapaknya pun juga bukan

akhir tahun 2010

Thanks A Lot Menjadi akhwat kontroversial, sudah biasa. Menjadi omongan orang karena “terlalu berani bertindak” dan kadang sedikit “berulah”, sudah biasa juga. Dan mengucapkan terimakasih untuk Anda yang telah “mengajarkan” keberanian berpendapat, juga biasa. Memang tidak ada yang luar biasa untuk tulisan kali ini, semuanya biasa saja. Tapi, untuk guyonan yang kudengar beberapa waktu lalu, “Mee, jangan nyari suami ikhwan unair, soale kamu dah di black list sama ikhwan sini.”, dan kusambung dengan pertanyaan, “kenapa mas?”, aku jadi mikir juga, soalnya jawaban yang kudapat adalah, “karena kamu terlalu kontroversial, suka cari gara-gara, ikhwan sini gak siap menghadapimu”. Waduh-waduh, separah itukah aku, sampe – sampe di black list, tapi sante ae, emang gak niat cari suami orang unair, hahaha. Kujawab saja dengan guyonan senada, “loh, njenengan lupa ta, kan aku emang niate antar kota dalam provinsi, memperluas jaringan, kalo sama – sama unair, gak berkembang, hahaha.” Tapi diluar pembah