Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

How to make we feel happy

Gambar
Happy. Satu kata berjuta makna, kegembiraan itu tak hanya masalah yang nampak, tapi juga hal abstrak. Gembira itu tak sekedar senang karena abis menang undian, dapat closingan, haha tapi juga ketika bisa melihat orang lain tersenyum karena ulah kita. Berbagi kegembiraan bersama orang terkasih dan terdekat akan membuat otak kita santai dan otot tak tegang. Beda hal ketika kita stress, apapun yang ada di hadaan kit amah jadinya musuh, pengen dimusnahkan dan jauh-jauh dari pandangan, jauh sekali dari kata gembira, bahagia, happy. Dan saya rasa, semua orang pernah mengalaminya, baik stress maupun gembira. Saya ibu yang kerjaanya di rumah suami, pengasuh anak-anak sekaligus temen main mereka. Setiap hari rutinitas dari bangun pagi berkutat dengan urusan itu itu saja, pernah jenuh, bosan dan emhh kadang malas juga ada, tak selamanya ceria dan tangkas ngerjain semua hal itu, sayapun bukan supermom yang selalu ada dan siap melindungi anak-anak dari mara bahaya kapan saja dan dimana s

Bekal wajib buat anak

Gambar
Lanjut tulisan kemarin gaes, bagaimana seorang ibu mengasuh anak di usia dini akan mempengaruhi , memprogram dan membangun karakter anak ke depannya. Walaupun kadangkala kita kesel, capek lelah letih , mau nangis tengsin, apalagi bikin vlog curhatan semacam marshanda atau awkarin, ah jangan aku tidak siap jadi viral dan terkenal seperti mereka, haha, tapi tetep kan kita sayang ma anak kita dan ingin yang terbaik buat anak, dan walaupun tak ada manusia sempurna seorang orangtua pasti ada keinginan untuk “menyempurnakan” anaknya, minimal selangkah lebih maju disbanding orangtuanya, kalo istilah jawanya “dadi wong tuwo iku masio sirah dadi sikil sikil dadi sirah tetep dilakoni gawe anak”, and I feel it now bagaimana kerasnya orangtua saya menjalankan peran mereka sebagai orangtua, love you all pak buk.. Tinggalkan saja adegan nangisnya, skip. Serius mode on. Karakter anak dibangun sejak usia dini dan berkelanjutan sejalan dengan tahap perkembangannya hingga usia dewasa. Ada 4 un
Gambar
How to be professional parents?   Gaes, sebelum kalian punya anak, jujur ya jujur, siapa yang sudah belajar bagaimana cara merawat anak , ngasuh anak, mendidik anak apalagi mengoptimalkan potensinya dari mata melek hingga melek lagi di hari berikutnya, kalo di bayangan kalian ada anak (balita) hanyalah anak kecil yang imut-imut menggemaskan buat dipake mainan, please ambil sajalah boneka, belum lagi kalo pas kesel sama ulahnya, ehmm jangan ditimpuk apalagi dijedotin tembok ya, peanggaran kode etik anak anak dilaporin ke kak Seto nanti, haha. Kalo Anda termasuk di dalamnya, barokalloh, Anda berlangkah langkah lebih maju dan hebat dibanding saya. Teruskanlah. Akhir bulan lalu ceritanya saya dan suami ikut pelatihan bu Septi (IIP) di Surabaya, di sana saya kagum gak cuma sama pembicaranya tapi juga kagum sekaligus haru dan bangga melihat para jomblowan dan jomblowati mulia yang belum jelas siapa anaknya, bahkan mungkin pasangannya saja masih abstrak tapi sudah menyempatkan