Marah yang Bijak


Buku karya : Bunda Weningg bisa saabar dan telaten banget ndidik anak di rumah? Hayo cungy  sampe saat ini gak pernah marah, minimal ngomel sama anaknya? Kalo ada bisikin ya caranya, :)

Nah sebaliknya. Siapa yang gak siap jadi "guru" dan cenderung marah-marah saat ndidik anak? 

Bolehkah marah itu? 

Gimana cara marah tapi elegan yak? Kalo penasaran, boleh cus lanjutin baca feed ini.

Curhat dikit yak, jadi semenjak school from home, ada tanggung jawab tambahan terkait peran sebagai ibu di rumah, jadi ustadzah ala ala. Kebayang kan yang punya anak sekolahnya daring? Haha, warna warni lah ya rasanya. Seharusnya kita sadar bahwa adanya wabah ini sebagai ujian kenaikan derajat peran ibu sebagai madrasatul ulla. Sudah layakkah Allah menitipkan anak-anak untuk kita didik? Atau masih perlu ujian yang lain jika kita belum lulus di fase ini? 

Ya salah satu ujian yang harus kita tuntaskan adalah ujian kesabaran, tidak mudah marah, kalaupun marah adalah marah yang bijak. Karena apa? Karena ketika orang tua menganggap marah adalah wujud kasih sayang kepada anak, kelak anak pun akan belajar menyayangi dengan amarah, because they do what the see. Apakah tujuan kita marah ditangkap oleh anak, atau mereka menangkapnya kita marah sekedar ngomel saja, alih-alih paham penyebab kita marah.

Nah gimana tips marah yang bijak itu, cekidot yaa..


Islam telah mengajarkan sekian banyak contoh kasus menghadapi kemarahan, antara lain:

1. Marah kepada orang kafir, munafik dan yang melewati batas syariat, apakah anak kita masuk kriteria tersebut? Nauzubillah, jika tidak masuk kriteria itu tahan marahnya ya moms.

2. Kisah Ali yang menunda membunuh musuhnya dalam perang karena marah.

3. Nasihat Rasulullah kepada seorang pemuda yang minta nasihat dari beliau, kata jangan marah sampai diulang-ulang,

Dan mungkin masih banyak kisah lainnya.


Nah moms, kenapa coba kira-kira kita lebih gampang marah sama anak kita dibanding orang lain, malah kalo ada yang marahin anak kita sekalipun itu mertua kita paati kita kesel kan, haha, jujur deh. Simple reason, karena kita cinta pada anak kita, dan rasa cinta itulah yang memicu kemarahan pada anak, karena kita berharap anak cepat bisa, cepat mampu sesuai keinginan kita, emaknya.

Kalo udah begini, ada beberapa tips buat mengelola marah kita ya:

1. Terima, akui rasa marah itu hadir

2. Banyakin istigfar, berlindung dari setan, minta pada Allah agar diangkat rasa marahnya

3. Jika masih marah, breaking state, rubah posisi, duduk, berbaring, ambil wudhu, jika perlu jaga jarak sebentar dari sumber marah kita

4. Mengevaluasi rasa marah, cari penyebab, refleksikan dan pikirkan solusinya


So, keep your soul happy, you can manage your anger, salam waras sesarengan :) 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gajah Abrahah

Fitrah Based Education

Umar