Ainul Mardiyah

"Bidadari adalah salah satu anugerah Allah SWT kepada seorang lelaki yang memasuki syurga. Bagi seorang wanita yang shalehah, maka bidadari bagi suaminya adalah dikalangan bidadari-bidadari karunia Allah, dan dia sendiri (sang isteri shalehah merupakan ketua dari bidadari-bidadari itu).

Berjihad pada agama Allah merupakan satu amalan yang menjadi kesukaan Allah SWT dan ini merupakan sunnah besar nabi SAW dan kalangan sahabat-sahabat. Setiap manusia yang meninggal, berapapun usianya (kecuali anak-anak yang hanya sesaat menghirup udara kehidupan hanya sedikit) maka akan ditanya dimanakah masa mudanya dihabiskan.

Dikisahkan, di masa Rasulullah SAW ada seorang bidadari ‘Ainul Mardhiah. 'Ainul Mardhiah merupakan seorang bidadari yang paling cantik dikalangan bidadari-bidadari yang lain.

Suatu pagi (dalam bulan puasa), ketika nabi memberi targhib (berita-berita semangat di kalangan sahabat untuk berjihad pada agama Allah) katanya siapa-siapa yang keluar di jalan Allah tiba-tiba ia mati syahid (meninggal karena membela agama Allah), maka dia akan dianugerahkan seorang bidadari yang paling cantik dikalangan bidadari-bidadari syurga.

Mendengar berita itu, ada seorang sahabat yang usianya sangat muda dan ingin mengetahui bagaimana cantiknya bidadari tersebut, tetapi dia malu untuk menanyakan hal itu kepada nabi, apalagi dihadapan dia ada sahabat-sahabat lainnya. Singkatnya, sebelum masuk waktu dzuhur, Rasulullah bersama para sahabat pun tidur sebentar.

Dalam tidurnya, sang pemuda tadi bermimpi berada di satu tempat yang sungguh indah. Dia bertemu dengan seorang yang berpakaian sangat bersih, wangi, lagi cantik, ditambah muka wanita tadi yang berseri-seri, lalu ditanyanya dimanakah dia berada, lalu wanita itu menjawab inilah syurga.

Lalu dia menyatakan hasrat untuk berjumpa dengan 'Ainul Mardhiah. lalu sang pemuda tadi ditunjukinya di suatu arah, maka berjalan dia ke arah yang ditunjuk wanita tadi. Di suatu pepohonan beliau mendapati seorang wanita yang tak pernah dia lihat kecantikan sebelumnya, tak pernah dilihat didunia ini.


Lalu diberinya salam dan dia bertanya andakah ‘Ainul Mardhiah. Wanita itu pun menjawab, bukan, saya khadamnya, ‘Ainul Mardhiah ada di dalam singgasana disana, sambil menujuk singgasana tersebut.


Lalu sang pemuda tadi pun berjalan dan memasuki satu mahligai yang cukup indah dan mendapati ada seorang lagi wanita yang kecantikannya berganda-ganda dari yang pertama tadi ditemuinya, sedang mengelap permata-mata perhiasan di dalam mahligai.


Lalu, diberinya salam dan di tanya lagi adakah dia ‘Ainul Mardiah. Wanita itu pun menjawab, bukan, saya hanya khadamnya di dalam mahligai ini. ‘Ainul Mardiah ada di atas mahligai sana,” ujar wanita kedua yang ditemuinya.


Lalu dinaikinya anak-anak tangga mahligai permata itu, sungguh mengagumkan apa yang dilihatnya itu. Lalu, sampailah dia ke satu mahligai dan mendapati seorang wanita yang cantiknya berganda-ganda dari yang pertama dan berganda-ganda cantiknya dari yang kedua yang tidak pernah dia lihat di dunia.


Saat sang pemuda tadi terkesima dan takjub karena kecantikannnya, lalu wanita itu berkata, “Akulah ‘Ainul Mardhiah. Aku diciptakan untuk kamu dan kamu diciptakan untuk aku. Saat sang pemuda tadi mendekatinya, maka ‘Ainul Mardhiah menjawab, “Nanti, kamu belum syahid.

Maka tersentaklah pemuda itu, lalu terjaga dari tidurnya. Keesokan harinya, dia menceritakan segala yang dialami dan lihatnya kepada sahabat lainnya. Namun, dia berpesan kepada sahabatnya itu agar jangan menceritakan yang dialaminya ini kepada nabi SAW, namun sekiranya dia syahid barulah ceritakan kepada nabi.

Singkat cerita, sang pemuda bersama-sama dengan para sahabat, yang juga terdapat Nabi di dalamnya, keluar untuk berperang, lalu ditakdirkan pemuda tadi oleh Allah untuk mati syahid. Haripun menjelang maghrib, ketika semua sahabat dan Rasulullah telah pulang ke masjid dari berjihad, dan mereka telah menunggu makanan untuk berbuka.


Maka, sahabat yang telah diceritakan sang pemuda itu mendekat kepada Nabi SAW serta menceritakan perihal sahabat yang syahid tadi, yakni sang pemuda itu. Saat sahabat tadi mencerita hal yang diceritakan sang pemuda tadi, nabi pun menjawab benar..benar..benar..dalam sepanjang cerita tersebut.



Akhirnya nabi SAW berkata memang benar cerita sahabat kamu tadi dan sekarang ini dia sedang menunggu untuk berbuka puasa di syurga dengan sang bidadari ‘Ainul Mardhiah. Subhanallah...Maha Suci Allah dan kebenaran berita yang disampaikan Nabinya, Muhammad SAW"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gajah Abrahah

Fitrah Based Education

Umar