Menapaki Jembatan Ke Arah senja


“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu, dan Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Jika ada seratus orang di antara kamu yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(Al-Anfal: 66)

            Permasalahan dalam hidup ini seakan tak pernah surut. Berganti dari masalah satu ke masalah lainnya. Karena inilah makna hakiki kehidupan, siklus sebuah proses pendewasaan diri. Tak kan ada ujian jika tak ada level penjenjangan kualitas diri. Tak kan ada kata baik, jika tak ada keburukan. Dan tak kan ada kata putus asa jika kita semua bersemangat. Menyadari adanya kemungkinan – kemungkinan dalam diri ini atas potensi yang ada, saya hanya mencoba mengoptimalkan usia muda yang merupakan zaman keemasan setiap makhluk di bumi ini, jika mereka menyadari. Meski tak banyak yang sudi, akan tetapi saya mencoba menjalani.
Ketika orang tertidur
kamu terbangun,itulah susahnya
ketika orang merampas
kamu memberi,itulah peliknya
ketika orang menikmati
kamu menciptakan,itulah rumitnya
ketika orang mengadu
kamu yang bertangggungjawab,itulah repotnya
makanya,tidak banyak orang yang di sini bersamamu
mendirikan imperium kebenaran(Anis Matta)

            Seolah hal tersebut hal lucu, bukan mau sok jadi pahlawan di siang bolong, yang menjadi aktivis memperjuangkan keadilan. Bahkan ketika di kampus, turun ke jalan dan beraksi menyuarakan pendapat dengan ideology yang kami punya pun seakan menjadi agenda yang menyenangkan. Tak sekedar berorganisasi, akan tetapi saya hanya mencoba mempersiapkan perbekalan untuk menapaki jembatan menuju masa senja nantinya. Mumpung masih muda.  Mengerjakan hal-hal yang mungkin bernilai meski kadang tak diperhitungkan. Memang kadang terasa menyesakkan saat harus menjadi oposisi Negara ataupun pembela rakyat, tetapi semua tidak terasa, karena dalam organisasi ada sahabat, rekan seperjuangan, saudara dekat, kami rekat, saling menguatkan. Anggukan dan senyum cemerlang saudara-saudara kami yang lain adalan bara api yang terus mebakar semangat kami. Itulah pasalnya kenapa beratnya perjuangan ini seakan tak berarti. Karena semua terbayar lunas oleh manisnya ukhuwah.
            Sedikit menoleh ke belakang, saat masih menjadi bagian dari barisan kepemudaan di SMASA tercinta. Berorganisasi. Inilah kata kunci di pembahasan kali ini. Bukan mengulas mengenai struktur organisasi, manajeman organisasi yang baik, analisis SWOT ataupun membahas renstra(rencana strategis) untuk sebuah organisasi. Sebuah hal dasar, yang menjadi titik pangkal pergerakan pemuda, yakni alasan, mengenai factor pentingnya organisasi. Agar kita mempunyai paradigma positif dan bisa mengembangkan diri dalam sebuah wadah keorganisasian.
            Yang pertama yang harus diperhatikan adalah lurusnya niat beribadah. Setiap manusia pasti memiliki alasan tertentu yang menjadi landasan dilakukannya kegiatan tersebut. Sebuah orientasi yang bercorak khas, berbeda tiap – tiap individu, menjadi motivasi terbesarnya untuk berbuat, dan dominansi inilah yang akan membedakan nilai amal perbuatan seseorang di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya sahnya segala amal itu dengan niat, dan bagi setiap orang itu tergantung menurut apa yang diniatkannya..(HR. Muslim). Sebesar itulah pengaruh niat pada proses dan hasil yang akan kita dapatkan. Saat seseorang beraktivitas didasari niat yang tulus kepada Allah, maka ridho ilahi yang akan ia dapat. Akan tetapi saat orientasi kita penilaian terhadap manusia, maka itulah yang akan didapat. Sejatinya, saat kita mengejar akhirat, dunia akan mengikuti, akan tetapi, saat kita mengejar dunia, hanya itulah yang akan kita dapatkan.
           
            Kemudian, alasan pentingnya berorganisasi adalah untuk melatih softskill kita. Softskill, pengembangan ketrampilan diri, hal ini tidak didapatkan di bangku formal, karena itulah diperlukan keterlibatan aktif di organisasi. Banyak hal yang bisa kita dapatkan di sini, mulai dari pengalaman baru, keahlian khusus, jumlah teman banyak dan jaringan luas. Selain itu, dalam berorganisasi juga bisa melatih kemampuan berinteraksi, berkomunikasi dan berdiplomasi, hal ini penting dan sangat dibutuhkan dalam masa selanjutnya untuk bisa menerima, mengolah dan kemudian mentransfer informasi dengan baik. Selain itu, dalam berorganisasi kita juga akan berhadapan dengan berbagai macam karakter orang sehingga secara otomatis, proses pendewasaan diri akan terlahir dari sini karena biasanya dalam berorganisasi kita dituntut untuk bisa bekerja dalam tim.
           
            Itulah setidaknya yang bisa menjadi penggerak bagi kita sehingga kita tidak menyia – nyiakan waktu muda kita dan bisa memanfaatkan seoptimal mungkin. Tak hanya unggul dalam hal akademis, namun juga softskill. Agar dalam menjalani jembatan menuju masa senja kita nantinya, kita bisa menyikapinya sesuai dengan kadar kemampuan kita. karena sebagai pemuda, kitalah pemegang tonggak masa depan, bagaimana kondisi negeri ini 10 tahun mendatang tercermin dari kelakuan generasi mudanya saat ini. Masa muda adalah masa keemasan sekaligus paling rawan. Ia memiliki semangat yang tinggi akan tetapi memiliki nafsu yang tinggi juga, sehingga kita harus bisa mengelolanya dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gajah Abrahah

Fitrah Based Education

Umar