How to make we feel happy



Happy. Satu kata berjuta makna, kegembiraan itu tak hanya masalah yang nampak, tapi juga hal abstrak. Gembira itu tak sekedar senang karena abis menang undian, dapat closingan, haha tapi juga ketika bisa melihat orang lain tersenyum karena ulah kita. Berbagi kegembiraan bersama orang terkasih dan terdekat akan membuat otak kita santai dan otot tak tegang. Beda hal ketika kita stress, apapun yang ada di hadaan kit amah jadinya musuh, pengen dimusnahkan dan jauh-jauh dari pandangan, jauh sekali dari kata gembira, bahagia, happy. Dan saya rasa, semua orang pernah mengalaminya, baik stress maupun gembira.
Saya ibu yang kerjaanya di rumah suami, pengasuh anak-anak sekaligus temen main mereka. Setiap hari rutinitas dari bangun pagi berkutat dengan urusan itu itu saja, pernah jenuh, bosan dan emhh kadang malas juga ada, tak selamanya ceria dan tangkas ngerjain semua hal itu, sayapun bukan supermom yang selalu ada dan siap melindungi anak-anak dari mara bahaya kapan saja dan dimana saja, yang ketika anak butuh tinggal sebut ummi tiga kali lalu muncul dengan kekuatan bulan, tssah, sailormon be’e. Saat inilah saya stress. Lalu akankah saya bertahan dengan kondisi seperti itu dan tidak move on? Kalo iya berarti saya tambah stress :D
Nah tantangan ketika muncul perasaan lelah letih lesu itu adalah mengalahkan semuanya dan sadar kalo saya malas-malasan yang ada hanya menunda dan menumpuk kerjaan, bisa bisa  hayati makin stress dan bĂȘte bĂȘte ah. Trus liatin mainan yang berserakan, baju kotor dan setrikaan yang menggunung dan lagi perut keroncongan tak ada makanan, haiahhh makin pusyiaang. So apa yang harus saya lakukan? Pake nanya mei?! Ya kerjainlah, fufufu. Sebelumnya saya siapkan mental dulu, bikin suasana menyenangkan biar mood buat ngerjainnya, caranya? Reframing, fase ini juga gak mudah lo gaes, mengembalikan mood yang baik butuh perjuangan, seperti perjuangan para pahlawan membela Negara kita dulu, haha lebay kalo ini mah.
Sejenak liat hal hal yang berantakan itu dari segi positifnya, karena segala hal itu memiliki banyak sisi dan sudut pandang yang tak sama dan satu arah saja. Misal, ketika liat tumpukan mainan di rumah, keep dulu keselnya, empet dan liat bagaimana aktifnya anak-anak kita menjalankan perannya sebagai anak-anak, yang lagi seneng eksplorasi dan beraktifitas, anak lagi sehat dan sedang mengasah ketrampilan motoriknya.  Kalo anak mau diajarin buat beresin mainan sendiri dia juga sudah bisa kok habis main diberesin sendiri, bikin kesepakatan di awal aja. Sejak kapan anak bisa diajarin buat ini, sejak usia dini, sejak balita, sejak aku punya Halo Balita, haha. Anda berminat buat punya buku best seller ini? Yuk japri yak di 082234471519 please*ngiklan lagi, maap ya saya lagi blajar berbagi saja, biar anaknya pada ketularan jadi anak yang bertanggung jawab dan bisa beresin mainan sendiri :D
Bayangkan ketika kardus mainan rapi pada tempatnya, tak terjamah dan rumah bersih dari kotoran, tak ada sisa makanan berserakan, tak ada coretan di tembok, tak ada istana pasir di dalam rumah, tak ada yang gedebugan lari-larian di  dalam rumah, tak ada yang loncat-loncatan di kasur, tak suara berisik dan canda tawa seperti biasanya karena anak kita yang bisa membuat itu ada sedang terbaring sakit, Anda senang? Renungkan. Betapa banyak di luar sana pasangan yang menanti buah hati tapi tak kunjung hadir, satu, dua, tiga, sepuluh tahun atau bahkan lebih, mereka ingin merasakan perasaan seperti perasaan yang bikin Anda stress, tapi perasaan happy pada mereka, yaitu keberadaan anak.
Lagi, ketika liat tumpukan baju kotor menggunung. Saya pun kadang ngresulo, sudah capek, kotoran membandel, all handwash, mendung, gak ada panas, bentar-bentar anak ngompol karena udara dingin, trus pas dah dijemur, kita istirahat, baju kemarin yang dah hampir kering dijajar diluar, eh kitanya ketiduran dan turun hujan, whattt hayati lelah, haha, tapi dibalik itu semua balik lagi tumbuhkan pikiran positif pada diri, baju kotor banyak karena anggota keluarga lengkap, ada abi, abang sama adek di rumah,  ada keceriaan dan canda tawa bersama, yang kkadag bisa kerja bakti dan bagi tugas untuk mengerjakan itu semua, then masalah mendung ataupun hujan, ya memang sudah takdir begitu, coba kalo panas terus dan gak ada hujan, kekeringan, pada mati dah tanaman, masalah cucian tinggal cuci dan jemur lagi kalo perlu beli lagi, syukur-syukur itu mah :D
So gaes, apapun yang kalian hadepin, masalah seberat apapun itu, back to Allah and please be positive thinking, reframing your side, dan jadilah manusia paling bahagia di setiap harinya. J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gajah Abrahah

Fitrah Based Education

Umar