How to be professional parents?

 
Gaes, sebelum kalian punya anak, jujur ya jujur, siapa yang sudah belajar bagaimana cara merawat anak , ngasuh anak, mendidik anak apalagi mengoptimalkan potensinya dari mata melek hingga melek lagi di hari berikutnya, kalo di bayangan kalian ada anak (balita) hanyalah anak kecil yang imut-imut menggemaskan buat dipake mainan, please ambil sajalah boneka, belum lagi kalo pas kesel sama ulahnya, ehmm jangan ditimpuk apalagi dijedotin tembok ya, peanggaran kode etik anak anak dilaporin ke kak Seto nanti, haha. Kalo Anda termasuk di dalamnya, barokalloh, Anda berlangkah langkah lebih maju dan hebat dibanding saya. Teruskanlah.
Akhir bulan lalu ceritanya saya dan suami ikut pelatihan bu Septi (IIP) di Surabaya, di sana saya kagum gak cuma sama pembicaranya tapi juga kagum sekaligus haru dan bangga melihat para jomblowan dan jomblowati mulia yang belum jelas siapa anaknya, bahkan mungkin pasangannya saja masih abstrak tapi sudah menyempatkan waktu mencari ilmu pengetahuan tentang bagaimana caranya menjadi orang tua yang professional. Ya, di situ saya bertemu dengan banyak orangtua hebat yang masih mau belajar dan belajar lagi bagaimana menjadi orangtua hebat, jadi ketika menuntut anak jadi hebat orangtua juga harus hebat duluan ya, termasuk senior saya di kampus, ada mbak Onish dan pak Rum trus mbak Prompti, presiden kampus saya juga yang cetar membahana, entah darimana nama saya berubah jadi melodi di pikiran beliau, mungkin karena kehadiran saya ibarat melodi yang mengalun indah di setiap detak kehidupan kali ya, haha dan juga nemu seorang senior (suami) yang sedang sibuk di kawasan putat, siapa dia, eh keceplosan, ah itulah dia. Sebenarnya pas ada senior-senior itu di situ mau tak tarik tak investigasi (tapi apa daya saya sungkan ternyata setelah jadi emak-emak mengurangi keberanian saya membuka percakapan, saya jadi lebih kalem dan santun, tsaaah, kibas jilbab, belum lagi gelayutan anak-anak tidak memungkinkan untuk bergerak lebih jauh, ini alas an utamanya, haha). Back to the topic, bukan ini yang mau saya bahas.
Nah ceritanya di sini, bagaimanakah kita bisa mengoptimalkan peran orangtua jadi orang tua profesional, khususnya emak, mother, ibu, ummi, bunda, minda, mimi, apalah bahasa kalian dalam proses belajar anak membentuk manusia yang berakal, berkarakter dan berkepribadian islam yang kuat sejak dini. Lagi (golek bolo) kalo Anda adalah ibu yang gabung grup ini itu, missal IIP,HSMN, HE, DEK, dan sejenisnya seputar pengasuhan dan pendidikan anak, meskipun saya stalker tapi saya baca ilmunya kok teman-teman, maap ya belum optimal,  trus lagi kumpulkan buku dan artikel ini itu juga bab pengasuhan anak, bahkan mungkin gak kebaca saking banyaknya dan bejibunnya tugas Negara sebagai ibu rumah tangga, ups(kalo bapak-bapak, saya agak sangsi mau gabung di grup beginian, kata suami saya kurang berhasrat), ada yg begini? tos dulu yak, kita senasib, haha(ngaku pasti banyak tersangkanya).
Trus gaes gimana caranya jadi orangtua professional, nah berikut tips-tipsnya yang saya dapat dari beliau yang sudah professional.
1.       Pertama starting from the finish line. Ibarat main maze darimanakah cara tercepat menemukan jalan keluar? Yup dari tujuan terakhir yang ingin kita capai, hal ini adalah kunci yang sebenarnya sudah umum kita ketahui, seperti ketika saya ikut pelatihan MHMMD dulu, paham starting from the finish line ini adalah pakemnya MHMMD, sampai sebelum berangkat, nah dari sini kita bisa tarik mundur ke masa sekarang dan apa yang harus kita persiapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Tentukan visi misi bersama pasangan apa yang akan dicapai untuk menjadi keluarga kualitas super Anda. Misal,  apa sih tujuan kita berkeluarga, menjaga keluarga dari api neraka dan berharap berkumpul di jannahNya, nah dari sini kita bisa tarik ke belakang apa saja usaha dan ilmu yang harus kita lakukan dan siapkan untuk ini.
2.       Ibarat sebuah tim, keluarga kita adalah tim, apa yang dibutuhkan oleh sebuah tim? Ya ada kapten sebagai leader, ada strategi dan ada tujuan mencapai kemenangan yang semua dilakukan secara bersama dengan spesifikasi keahlian masing-masing, tidak dilakukan secara sendiri dan yang tidak kalah penting adalah kehadiran pelatih(dalam hal ini adalah orang yang lebih senior dan berpengalaman yang bisa kita mintai pertimbangan), lalu ada factor informasi, pertandingan, pelatihan yang juga dibutuhkan, official, medical crew dll. missal dalam pertandingan bola saja ada kipper ada gelandang serang, gelandang bertahan, ada play maker, ada back, wingback kanan dan kiri, tidak cuma satu orang merangkap semua peran, ya seperti itulah keluarga. Kehadiran supporter juga kadang dibutuhkan dalam keluarga, J
3.       Buatlah blue print pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga adalah hal fundamental untuk bisa meraih visi Anda tadi, jangan sekedar ngalir dengan kehidupan begitu saja tapi buatlah blueprint yang jelas dalam keluarga ini. Buatlah blueprint dengan pasangan  tentang kekuatan diri dan pasangan Anda, melist daftar kelemahan untuk memperbaiki kesalahan tersebut (bukan malah saling menyalahkan yeii), memahami misi spesifik diri dan pasangan bahkan perlu juga nostalgia tentang cerita cinta bagaimana dan mengapa kalian dipertemukan, jika ada kerikil ke depan, lihatlah blueprint dan visi misi ini, maka segeralah bertobat dan jangan mengikuti nafsu esmosi sesaat gaes, inget kluarga Anda adalah yang utama. Ada beberapa role play dalam keluarga, may be next time yak dishare juga, insyaAllah J
Anak, nah anak ini adalah amanah dari Allah, anugrah, investasi(bagi yang tidak sepakat anak adalah investasi, kita beda paham, gak usah berdebat ya, karena menurut saya ketika Rasul bersabda bahwa anak sholeh adalah salah satu amalan yang tidak akan putus ketika kita mati nanti maka ini termasuk investasi, ^^v) yang akan dimintai pertanggungjawaban atas pengasuhannya di yaumul akhir nanti.  Anak dilahirkan diatas fitrah, anak lahir beriman tergantung orangtuanya nanti yang mengarahkan bagaimana dia nantinya.Ada 4 hal yang tidak pernah ditolak anak yaitu bermain, hadiah, kejutan dan kisah. Di sinilah kita bisa menginternalisasikan nilai dan karakter keislaman kepada anak kita, bagaimanakah karakter keislaman ini, insyaAllah next time yak. Ehmm, cukup sekian reportase malam ini,  bagi yang ingin berinvestasi buku-buku bergizi boleh kontak di PM ya, haha

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gajah Abrahah

Fitrah Based Education

Umar