Anak Mas
Belajar Hidup
dengan Belajar Otak (2)
Alhamdulillah,
bersyukur sekali saya lahir pada generasi 90an yang masa kecilnya bahagia,
tidak terpapar dengan dominansi gadget, masih bisa main leluasa di tanah lapang
yang belum berubah menjadi perumahan, mandi di sungai dengan gedebog pisang dan
ban dalam kendaraan roda 4, bakar-bakar singkong dan jagung di pinggir sawah,
masih bisa menghirup udara segarnya pedesaan, dan semesta mendukung tumbuh
kembang kami. Pun saat sekarang, saat punya anak, selain pengalaman masa kecil
yang tak bisa tergantikan, di saat saya diamanhi oleh Allah anak-anak yang
menggemaskan, ilmu-ilmu parenting dan komunitasnya mulai berkembang, hal yang
sangat “mahal” yang tidak semua orang bisa mendapatkannya dan bisa saya
dapatkan tepat pada waktunya karena anak- saya masih balita semua. Thank’s God.
Masih
berbicara tentang otak, di depan kemarin saya telah menyinggung tentang
gelombang otak. Sudah baca kan bahwa gelombang alpha dan theta adalah
gelombang pikiran bawah sadar. Oleh sebab itu, anak-anak yang dominan gelombang
alpha dan theta nya cepat sekali dalam belajar dan mudah menerima perkataan
dari orang lain apa adanya. Gelombang otak ini juga menyebabkan daya imajinasi
anak-anak luar biasa sehingga dengan imajinasi mereka yang aktif membuat permainan
menjadi sangat seru.
Gelombang otak theta juga dikenal sebagai
“gelombang ajaib”, karena berkaitan dengan kekuatan psikis. Perasaan dekat
dengan Tuhan pun akan terjadi apabila kita dapat memasuki fase gelombang theta.
Anda mungkin pernah mengalaminya saat Anda berdoa, meditasi, melakukan
ritual-ritual agama. Karena inilah siapa yang dekat dengan Tuhannya maka akan
tenang jiwanya dan akan mudah menyerap hal – hal positif. Dan sebaliknya, siapa
yang jauh dari Tuhannya maka gelombang otaknya berada pada fase gamma dan beta,
selalu terjaga dan berapi-api, susah menerima masukan karena bertahan pada
prinsinya sendiri yang dirasa paling benar.
Kembali kepada bahasan otak dengan konsep
parenting tadi, saya pernah menuliskan juga bahwa jika kita mengetahui ilmu
tentang otak maka kita akan bisa memahami dan memberikan stimulasi yang pas,
tepat pada anak kita, dan tentunya mengurangi hal negatif terhadap ekspektasi
orang tua. Terlebih pada usia emasnya. Saat ini, ada banyak sekali pengusaha
dan lembaga yang memanfaatkan kata “golden ages” ini dengan menyasar orangtua
muda yang “peduli” dengan pendidikan anaknya untuk membeli produknya. Apa yang
Anda mau cari, Halo Balita, Hafidz doll, fun learning, groiler, WWP, Muhammad
Teladanku? Saya jual saya jual, hehe, silakan merapat jika Anda termasuk
kategori orangtua yang “peduli” dengan pendidikan anak Anda. Dapatkan diskon
menarik dari saya, tsaaah :D
Apakah cukup dengan membelikan produk saja? Tentu
tidak, produk-produk tersebut adalah benda mati yang penuh isi, akan hidup jika
dihidupkan dengan sentuhan tangan orangtua, terlebih ibu sebagai madrasatul ula.
Jika kita ingin anak kita gampang diarahkan, mudah menyerap informasi dan ilmu,
taat dan gak bikin kita jadi momster, kuncinya adalah buat anak kita berada
dalam fase alpha dan theta. Dengan ketenangan jiwa maka tubuhnya akan
mengandung hormone serotonin, endorphin dan melatonin dalam komposisi yang pas.
Caranya? Apakah dibuat ngantuk terus anak kita? Hehe, No. Caranya adalah
memuatnya merasa tenang, nyaman, damai, dan DEKAT dengan TUHAN dengan rajin
beribadah, latihan puasa. Kasih sayang yang penuh perlu kita berikan pada
anak-anak kita, jika kita bisa menjaga kondisi anak demikian insyaAllah anak
akan menjadi pribadi yang tenang, menyenangkan dan membanggakan.
Berikut
tips membentuk karakter anak di usia emasnya.
1.
Memenuhi
kebutuhan DASAR mereka, meliputi :
a.
Nutrisi:
yang utama dan pertama adalah ASI, begitu banyak manfaat ASI ini mulai dari
kandungan gizinya yang sempurna, steril dan baik untuk imun, suhunya pas, mudah
diberikan dalam segala waktu dan kondisi, sehat bagi bayi dan ibu. Akan lebih
baik lagi jika ASI diberikan langsung oleh Ibu pada anak karena akan
meningkatkan bonding orangtua dan anak, menciptaakn hormone edorfin dan hal
tersebut akan menumbuhkan rasa tenang pada anak sehingga gelombang alpha dan
theta nya dominan. Beda halnya seoorang anak ASI(P) yang disusui oleh ibunya
dalam ketergesaan karena harus segera ngantor, anak yang disusui oleh (maaf)
rewangnya tanpa rasa cinta hanya sekedar menggugurkan kewajiban ngASIin saja,
karena dalam proses menyusui ada sesuatu yang lebih dari sekedar memberi susu,
tapi ada transfer cinta antar orang tua dengan anak,
b.
Kebutuhan
jiwa: rasa nyaman dan tenang, dari siapa? Ibu, ibu adalah madrasatul ula, tidak
pernah ada pengganti yang bisa mengganti posisinya sebagai ibu yang mengandungnya
selama 9 bulan (lebih atau kurang), jika anak menanti anda di depan kamar mandi
saat anda masuk ke dalamnya, jika anak nangis saat anda tidak ada di
sampingnya, jika anak tidak tenang jika anda tidak di sampingnya, selamat
paling tidak anda sudah dianggap ibunya, hehe.
c.
Perlindungan
dan penjagaan: setelah nutrisi dan kebutuhan jiwa pada anak terpenuhi,
kebutuhan terakhir yang dia perlukan adalah perlindungan dan penjagaan terhadap
eksistensinya, maraknya kasus pedofil yang terungkap beberapa waktu ini membuat
saya berpikir ulang buat gak upload foto anak lagi, cuma gigit jari, jaman
sekarang kejahatan ada aja, so hati-hati ya para orangtua, kejahatan tidak
hanya terjadi karena adanya niat pelaku saja tapi juga karena ada kesempaan,
waspadalah waspadalah (ini pesan bang napi)
2.
Menanamkan
a.
Cinta:
sebagai bentuk hubungan kepada anak, seorang bayi sudah bisa merasakan
gelombang cinta yang tertransfer pada dirinya, dengan rasa cinta ini maka akan
menumbuhkan emphaty dan rasa tanggung jawab yang berasal dari diri sendiri,
masa kecil (golden ages) adalah masa krusial orang tua menubuhkan rasa cintanya
pada anak, orang yang cinta akan lebih mudah diarahkan, jangan sampai kita
sebagai orangtua gagal menumbuhkan cinta tersebut sehingga anak akan mencari
pelarian cinta pada hal lainnya. Kita bisa menumbuhkan cinta dengan menemaninya
main, bacakan buku Muhammad teladanku, halo balita, ensiklo, yang semuanya bisa
didapatkan di saya, haha (promosi lagi barangkali ada yang nyangkut),
menghabiskan waktu dengannya, peduli dengannya, mendengarkan keluh kesahnya,
dsb.
b.
Bahasa:
yang utama adalah bahasa cinta orangtua pada anak, selanjutnya adalah bahasa
dalam artian media komunikasi, seseorang sudah mulai berkembang otak bahasanya
di usia 3-4 tahun, di usia ini aka nada lejitan bahasa yang luar biasa pada
anak, jika sebelumnya anak hanya merekam saja apalagi yang masa kecilnya
didengerin hafidz doll ya, maka pada usia ini mereka akan mulai mengungkapkan,
mengeluarkan bahasanya, stock banyak-banyak kosa kata pada anak, mulai hafalan
Qurannya di usia ini insyaAllah anda akan ternganga melihat perkembangan
bahasanya, bacakan dan bacak berbagai macam buku berkualitas, masih belum tau
lagi apa saja itu masak harus saya sebut lagi paket Muhammad teladanku, halo
balita, ensiklo yang itu, berat cash? Boleh dah arisan, mari mari, dan mulai
perkenalkan beberapa bahasa pada anak.
3.
Membantu anak mengatasi problem
dalam hidupnya
a.
Problem awal (penyapihan, ngompol,
cemburu dengan saudara) : Menyapih bagi orangtua maupun anak adalah hal berat
(saya pernah menulisnya di artikel saya sebelumnya), ngadepin anak ngompol
ketika dia sudah lulus TT juga salah satu hal yang meguras emosi, apalagi saat
kehadiran adik barunya anak pertama
(atau yang lebih senior) cemburu dan tidak suka pada adiknya lalu bikin ulah, bijaksanalah
pada anak jika anak melakukan hal demikian, karena hal itu bentuk protes pada
anak, bisa diatasi jika anda sukses mengkomunikasikannya pada anak.
b.
Problem remaja (akan ada banyak
case di masa ini, mulai dari fase pencarian jati diri, fase suka dengan lawan
jenis, dilema dengan tugas sekolah dsb) : saya belum sampai pada tahap ini,
tapi insyaAllah dengan memegang usia
0-14 tahun pertama anak dengan menumbuhkan cinta, membuat anak terbuka dan
nyaman dengan orangtua dan melatihkan disiplin dan rasa tanggungjawab anak problem
anak usia ini bisa diatasi
Cukup sekian sharing saya pagi ini, semoga
bermanfaat, syukur-syukur ada yang mau beli hafidz, Muhammad teladanku apa halo
balita, dan produk lainnya, welcome banget say amah, hehe. Salam dari ummi J
Source:
Kajian Parentig sekolah Ibu Malang 16 Maret
2017
Hasil refresh beberapa buku dan pelatihan
bareng dr. Amir
Komentar
Posting Komentar