My Children
Muhammad Abdurrozaq Fatian |
Ketika itu, aku dan suami sedang beres-beres rumah, alhasil ketika kita berangkat ke rumah sakit kondisi rumah dalam keadaan berantakan berat. Namun, siang itu aku ddisuruh pulang lagi karena baru bukaan 1. Malamnya, aku tak bisa istirahat dengan tenang merasakan sakitnya perut yang melilit, sementara itu aku lihat suamiku tertidur pulas di sampingku. Karena merasa tak adil, masak aku kesakitan beliau dengan enaknya tertidur, tiap kali kesakitan kubangunkan, sampai pada akhirnya jam 1 malam perut ini sudah mendesak isinya untuk keluar.
Dalam kondisi setengah sadar, suamiku yang kupaksa bangun pun tak bisa enak-enakan tidur lagi (adil kan, hohoho, peace), setelah cuci muka, siap-siap dan segala rupanya, jam setengah dua malam aku dan suamiku berangkat ke rumah sakit yang tak begitu jauh jaraknya dari tempat tinggal kami di Manado. Semobil hanya berdua di tengah gulita kota Nyiur Melambai menyusuri jalanan lenggang yang tak tersentuh roda selain roda kendaraan yang kami tumpangi. Sekitar seperempat jam sampailah kami di rumah sakit.
Suasana rumah sakit begitu mencekam ketika kita sampai di sana, tak ada tanda-tanda ada manusia. Sambil menahan sakit aku terduduk di teras rumah sakit sementara suamiku keliling mencari petugas jaga rumah sakit. Tak berapa lama, seorang bidan masuk dan memeriksa "pintu keluar" anakku, sudah bukaan 4-5, dan diputuskan kami bermalam di rumah sakit saat itu.
Alhamdulillah berkah ramadhan, setelah melewati fase yang berat, lahirlah putra pertama kami di bulan ramadhan 1434 H, tepatnya tanggal 29 Juli 2013 jam 05.01 WITA.
Namanya Muhammad Abdurrozaq Fatian, lahir dengan berat 2,95 kg dan panjang 47 cm melalui persalinan normal dibantu dr. Jane SPOg.
Semoga Allah melancarkan segala urusannya, memudahkan kedua orang tuanya dan memberkahi hidupnya, aamiin. :)
Khadijah Azka Estiningtias Fatian |
Azka, lahir dengan berat 3,4 kg dan panjang 48 cm.
Proses melahirkan putri tercinta ini tidak mudah, selain selama masa megandung aku harus berjibaku mengasuh kakaknya yang mulai aktif, maklum anak kedua ini hanya selisih 1 tahun 3 bulan dengan abangnya, jadi aku hamil lagi saat abangnya baru berusia 6 bulan.
Selain itu, aku juga masih menyusui abangnya, bahkan sampai hari H aku berangkat ke RSIA.
Di kehamilan 3 bulan, aku alergi kacang mete yang menyebabkan bentol dan gatal selama seminggu lebih, parahnya lagi, setelah tes alergi, ternyata aku alergi juga terhadap nasi putih, tempe, wortel, dsb.
Awalnya, tidak ada masalah dengan kandungan kedua ini, mendekati hari H pun semua masih nampak normal, anak juga sudah di posisi jalan lahir, aku berharapnya bisa lairan normal lah :)
Eh ternyata Allah berkehendak lain, sama seperti kehamilan anak ini, kami orang tuanya belum bermaksud nambah momongan, sudah pake cara ini itu buat merencanakan agar bisa concern ngurus abangnya dulu, tapi kami yakin bahwa rencana Allah itu lebih indah.
Alhamdulillah saja, kami diberi kepercayaan ngasuh bidadari setelah sebelumnya diberi pangeran, :)
Pas abis operasi pun, pengennya masih disayang-sayang sama suami, eh ternyata suami harus langsung "cabut" ke Manado demi mencari nafkah, (buat nombokin biaya tak terduga karena lairan secara cesar ^^v)
Semoga Allah melancarkan segala urusannya, memudahkan kedua orang tuanya dalam pemenuhan segala haknya dan memberkahi hidupnya, aamiin. :)
Semoga abi jadi lebih semangat juga berjuang untuk menafkahi kami, love you abi :*
Komentar
Posting Komentar