akhir tahun 2010
Thanks A Lot
Menjadi akhwat kontroversial, sudah biasa. Menjadi omongan orang karena “terlalu berani bertindak” dan kadang sedikit “berulah”, sudah biasa juga. Dan mengucapkan terimakasih untuk Anda yang telah “mengajarkan” keberanian berpendapat, juga biasa. Memang tidak ada yang luar biasa untuk tulisan kali ini, semuanya biasa saja. Tapi, untuk guyonan yang kudengar beberapa waktu lalu, “Mee, jangan nyari suami ikhwan unair, soale kamu dah di black list sama ikhwan sini.”, dan kusambung dengan pertanyaan, “kenapa mas?”, aku jadi mikir juga, soalnya jawaban yang kudapat adalah, “karena kamu terlalu kontroversial, suka cari gara-gara, ikhwan sini gak siap menghadapimu”. Waduh-waduh, separah itukah aku, sampe – sampe di black list, tapi sante ae, emang gak niat cari suami orang unair, hahaha. Kujawab saja dengan guyonan senada, “loh, njenengan lupa ta, kan aku emang niate antar kota dalam provinsi, memperluas jaringan, kalo sama – sama unair, gak berkembang, hahaha.”
Tapi diluar pembahasan itu, beralih ke pembahasan kali ini, tentang makna pendewasaan diri, dan kemampuan berpikir cerdas dalam posisi terdesak, tetap dengan gaya bertutur seorang Mei yang apa adanya, semoga tulisan kali ini memberi manfaat dan mencerahkan. Berawal dari kelegaanku karena sudah bisa teriak – teriak hari ini, maklum lama gak aksi, dan anggap saja tulisanku ini juga bentuk refleksi akhir tahun, bagi yang gak terima, disini Mei bicara atas nama pribadi, Mas Danar kan tadi yang bilang masalah independensi, dan silakan menyikapi dengan kedewasaan dan keberanian anda sendiri, no gerudukan, OK ? : )
Bismillah. Menutup tanggal 31 Desember 2010.
Jadwal janjian ketemu unair 1 yang molor insyaAllah 1 jam 23 menit, menurut perhitunganku, cukup bermanfaat, karena berbagai perbincangan seru terjadi antara aku dan temen – temen yang sebelumnya apatis dengan politik kampus, meskipun hari ini aku bolos kuliah, tapi insyaAllah gak rugi, lagi – lagi ingin kubilang skenario Allah untuk keputusan ini. Dan alhammdulillah, untuk kesekian kali aku tetap sabar menunggu. Ini masih mending, anggap saja 1 jam, dulu pernah menunggu hingga 3 jam lebih untuk berbincang dengan menteri kelik bem tahun kemarin, isbir. Soalnya aku juga menyadari, kadang aku juga telatan. ^^ V, piss..
Setelah perbincangan dengan beliau, pak pres, aku meneruskan perjalananku menuju sekretariat gkm, awalnya mau masuk lab, tapi ternyata ditunda jam 1. Di ujung lobi aku mendengar seseorang berkata bahwa dia baru saja ketemu ketua DLM yang most wanted akhir – akhir ini, tak mau kehilangan kesempatan, kucari saja dia, perbincanganku dengannya cukup alot. Banyak hal yang kuperdebatkan dengan stategi dakwahnya, aku menyebutnya strategi dakwah karena bersifat ajakan, yang menurutku, maaf, kurang bijak, mengajak orang lain untuk menyelamatkan apa yang dia perjuangkan, katanya sih dia sudah buka kartu dan mengatakan semuanya kepadaku, dia gak melarangku untuk publikasi, so gak salah kan kalo tak publikasiin.
Dua topik utama kita, masalah pemira di pusat yang gak jalan – jalan dan satu lagi aku menyebutnya pagelaran wayang orang dengan judul “AcSES Obong Soyo Gumebyar” yang didalanginya. Dan nantinya saya akan lebih fokus membahas pagelaran tahunan ini. Aku mengambil judul tersebut karena segala upaya yang dilakukan untuk menumbangkan AcSES justru membuat AcSES semakin bersinar dan terkenal, tidak hanya di mata mahasiswa FEB sendiri, tapi seluruh unair, FoSSEI regional, nasional, hingga perbincangan di dunia internasional oleh alumni – alumni kita di Malaysia. Bagi teman-teman yang masih rancu dan bahkan menganggap AcSES sebagai pengacau ataupun perusuh keilmuan, atau apalah yang kalian tuduhkan, sebenarnya aku tidak mau terlalu memperlebar masalah ini. Tapi karena perbincangan tadi, setelah aku tanya hal apa yang membuat mereka memusuhi AcSES sebegitunya, jawabannya sederhana, hanya karena terjadi fungsi dan peran yang sama antara AcSES dan Hima Ekis.
Berdasar logikaku beda, tak tau jika menurut mereka masih tetap saja sama, karena meskipun kapasitas otak yang diberikan Allah untuk semua orang sama, tapi tidak semua orang memanfaatkannya untuk berpikir dengan kapasitas yang sama, berdasar nasihat seorang teman, jika memahami, bahwa ada beberapa ilmu Allah yang berada di luar nalar manusia, jadi jika seseorang dengan mudahnya menyalahkan atau menyamakan, boleh dibilang bahwa logikanya belum sampai, ia harus lebih banyak baca dan mencari informasi lain lagi. Karena, semakin Allah membuka pintu ilmu seseorang, seseorang akan semakin sadar bahwa dirinya sebenarnya masih jauh dari yang namanya pintar, karena ternyata banyak hal belum ia ketahui.
Kemudian menyambung pernyataan tidak, karena di AcSES, bersifat secara keseluruhan dan terbuka, menyeluruh bagi mahasiswa FEB Unair, mewadahi minat dan bakat dimana keanggotaan bersifat aktif partisipatoris dimana keanggotaanya harus ada oprec, sedangkan hima, bersifat khusus bagi mahasiswa di jurusannya, mewadahi kegiatan kemahasiswaan mahaiswa jurusannya dan keanggotaannya bersifat pasif partipatoris karena untuk menjadi anak hima, ketika masuk menjadi mahasiswa jurusan tersebut secara otomatis dia sudah masuk menjadi anggota, entah pasif atau mau aktif sebagai pengurus hima.
Hanya saja aku ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya, atas apa yang telah kalian semua lakukan untuk menumbangkan AcSES. Terlebih di musma, saat kebanyakan angkatan 2010 yang sebenarnya belum terlalu paham akan adanya penyebab dan latar belakang hal ini terjadi, tapi kalian sudah berani berpendapat, saya acungi jempol untuk keberanian kalian, semoga kedepannya bisa lebih kritis lagi. Namun juga kritis positif. Semangat teman-teman 2010, berprestasilah dan berkontribusilah untuk almamater tercinta. Teman-temanku, jangan mudah termakan isu media, kalo ingin memahami AcSES, dengan kebesaran hati dan rasa senang insyaAllah, personal AcSES siap memfasilitasi diskusi atau sekedar bimbingan untuk menulis, atau jika kalian ingin merubah sistem, aku undang juga untuk masuk ke dalamnya dan perbaikilah kinerja kami, teman-teman yang mungkin dinilai mengecawakan kinerjanya, satu nasihat untuk kalian, jangan mudah berkata kecewa pada orang lain, karena bisa jadi kalian lebh mengecewakan daripada orang yang kalian mengecewakan.
Dan selain itu, berkah musma, ukhuwah diantara teman – teman AcSES tambah dekat dan mesra, semakin harmonis saja. Jika ada yang bilang, akan menutup AcSES, entah tahun ini, tahun depan, atau sebisa kalian. Silakan saja, memang rasa syirik itu penyakit hati yang bisa menutup rasa empati, tapi bagi kami tidak, kami akan menganggap kalian semua adalah saudara kami yang terlibat dalam proses pendewasaan diri dan pengembangan karakter. Silakan kalian berpikir untuk menutup AcSES, tapi kami akan berpikir untuk berkontribusi dan berprestasi menyumbang nama baik untuk fakultas dan almamater tercinta. Meskipun sebenarnya, jika boleh dibilang sudah berkali – kali AcSES tutup, karena memang kondisi riilnya begitu, kunci AcSES hilang. Bagi yang merasa ngefans, tolong dikembalikan dulu ya, nanti kami beri duplikatnya, atau bilang lah, biar kami juga bisa tau siapa penggemar sejati AcSES, dan kami bisa mengingat wajahnya, satu kata yang kuingat dari pak direktur kemarin, “saya memaafkan sikapnya, tapi tidak akan melupakan wajahnya,” akan kutambahi, “aku memaafkan sikap Anda – Anda, aku pun juga memohon maaf atas kekuranganku, tapi aku juga tidak mau mengingat wajah Anda, memenuhi memori otakku saja, mendingan buat mengingat hal – hal positif saja”
Closing statement, jika ada yang bilang di musma bahwa KAMMI musuh bersama, kalau kalian tahu, hanya ada satu orang KAMMI yang mungkin kalian anggap sebagai reaktor aktiv untuk menumbangkan AcSES atau jamaah tarbiyah, namanya Mei Yunlusi Irawati, 040811158, Ekonomi Pembangunan 2008, no others, call me at 085645836797, atau pesonaku seorang, mewakili ribuan mahasiswa yang kalian musuhi, hohoho, alay. Cukup bangga juga ketika KAMMI diidentikan dengan seorang mesjidan, jilbab lebar, pake rok, menjaga hijab, atau ciri – ciri fisik lainnya, pokoknya yang baik – baik, terimakasih, perkataan kalian adalah doa, dan terimakasih telah mendoakan kebaikan untuk KAMMI, dalam hal ini Mei.
So, berpikir jernihlah, jangan menjudge bila data yang didapat hanya satu arah dan simpang siur, karena mustahil seorang maling mengaku maling, kecuali dia sudah tobat, dan untuk teman – teman pergerakan yang saya hormati dan banggakan, bersaing sehatlah, karena KAMMI jika diam menakutkan, bergerak mematikan, jangan macam – macam bikin fitnah, makasih.
Warm regards : Mei Yunlusi, Mahasiswa belajar Politik
Menjadi akhwat kontroversial, sudah biasa. Menjadi omongan orang karena “terlalu berani bertindak” dan kadang sedikit “berulah”, sudah biasa juga. Dan mengucapkan terimakasih untuk Anda yang telah “mengajarkan” keberanian berpendapat, juga biasa. Memang tidak ada yang luar biasa untuk tulisan kali ini, semuanya biasa saja. Tapi, untuk guyonan yang kudengar beberapa waktu lalu, “Mee, jangan nyari suami ikhwan unair, soale kamu dah di black list sama ikhwan sini.”, dan kusambung dengan pertanyaan, “kenapa mas?”, aku jadi mikir juga, soalnya jawaban yang kudapat adalah, “karena kamu terlalu kontroversial, suka cari gara-gara, ikhwan sini gak siap menghadapimu”. Waduh-waduh, separah itukah aku, sampe – sampe di black list, tapi sante ae, emang gak niat cari suami orang unair, hahaha. Kujawab saja dengan guyonan senada, “loh, njenengan lupa ta, kan aku emang niate antar kota dalam provinsi, memperluas jaringan, kalo sama – sama unair, gak berkembang, hahaha.”
Tapi diluar pembahasan itu, beralih ke pembahasan kali ini, tentang makna pendewasaan diri, dan kemampuan berpikir cerdas dalam posisi terdesak, tetap dengan gaya bertutur seorang Mei yang apa adanya, semoga tulisan kali ini memberi manfaat dan mencerahkan. Berawal dari kelegaanku karena sudah bisa teriak – teriak hari ini, maklum lama gak aksi, dan anggap saja tulisanku ini juga bentuk refleksi akhir tahun, bagi yang gak terima, disini Mei bicara atas nama pribadi, Mas Danar kan tadi yang bilang masalah independensi, dan silakan menyikapi dengan kedewasaan dan keberanian anda sendiri, no gerudukan, OK ? : )
Bismillah. Menutup tanggal 31 Desember 2010.
Jadwal janjian ketemu unair 1 yang molor insyaAllah 1 jam 23 menit, menurut perhitunganku, cukup bermanfaat, karena berbagai perbincangan seru terjadi antara aku dan temen – temen yang sebelumnya apatis dengan politik kampus, meskipun hari ini aku bolos kuliah, tapi insyaAllah gak rugi, lagi – lagi ingin kubilang skenario Allah untuk keputusan ini. Dan alhammdulillah, untuk kesekian kali aku tetap sabar menunggu. Ini masih mending, anggap saja 1 jam, dulu pernah menunggu hingga 3 jam lebih untuk berbincang dengan menteri kelik bem tahun kemarin, isbir. Soalnya aku juga menyadari, kadang aku juga telatan. ^^ V, piss..
Setelah perbincangan dengan beliau, pak pres, aku meneruskan perjalananku menuju sekretariat gkm, awalnya mau masuk lab, tapi ternyata ditunda jam 1. Di ujung lobi aku mendengar seseorang berkata bahwa dia baru saja ketemu ketua DLM yang most wanted akhir – akhir ini, tak mau kehilangan kesempatan, kucari saja dia, perbincanganku dengannya cukup alot. Banyak hal yang kuperdebatkan dengan stategi dakwahnya, aku menyebutnya strategi dakwah karena bersifat ajakan, yang menurutku, maaf, kurang bijak, mengajak orang lain untuk menyelamatkan apa yang dia perjuangkan, katanya sih dia sudah buka kartu dan mengatakan semuanya kepadaku, dia gak melarangku untuk publikasi, so gak salah kan kalo tak publikasiin.
Dua topik utama kita, masalah pemira di pusat yang gak jalan – jalan dan satu lagi aku menyebutnya pagelaran wayang orang dengan judul “AcSES Obong Soyo Gumebyar” yang didalanginya. Dan nantinya saya akan lebih fokus membahas pagelaran tahunan ini. Aku mengambil judul tersebut karena segala upaya yang dilakukan untuk menumbangkan AcSES justru membuat AcSES semakin bersinar dan terkenal, tidak hanya di mata mahasiswa FEB sendiri, tapi seluruh unair, FoSSEI regional, nasional, hingga perbincangan di dunia internasional oleh alumni – alumni kita di Malaysia. Bagi teman-teman yang masih rancu dan bahkan menganggap AcSES sebagai pengacau ataupun perusuh keilmuan, atau apalah yang kalian tuduhkan, sebenarnya aku tidak mau terlalu memperlebar masalah ini. Tapi karena perbincangan tadi, setelah aku tanya hal apa yang membuat mereka memusuhi AcSES sebegitunya, jawabannya sederhana, hanya karena terjadi fungsi dan peran yang sama antara AcSES dan Hima Ekis.
Berdasar logikaku beda, tak tau jika menurut mereka masih tetap saja sama, karena meskipun kapasitas otak yang diberikan Allah untuk semua orang sama, tapi tidak semua orang memanfaatkannya untuk berpikir dengan kapasitas yang sama, berdasar nasihat seorang teman, jika memahami, bahwa ada beberapa ilmu Allah yang berada di luar nalar manusia, jadi jika seseorang dengan mudahnya menyalahkan atau menyamakan, boleh dibilang bahwa logikanya belum sampai, ia harus lebih banyak baca dan mencari informasi lain lagi. Karena, semakin Allah membuka pintu ilmu seseorang, seseorang akan semakin sadar bahwa dirinya sebenarnya masih jauh dari yang namanya pintar, karena ternyata banyak hal belum ia ketahui.
Kemudian menyambung pernyataan tidak, karena di AcSES, bersifat secara keseluruhan dan terbuka, menyeluruh bagi mahasiswa FEB Unair, mewadahi minat dan bakat dimana keanggotaan bersifat aktif partisipatoris dimana keanggotaanya harus ada oprec, sedangkan hima, bersifat khusus bagi mahasiswa di jurusannya, mewadahi kegiatan kemahasiswaan mahaiswa jurusannya dan keanggotaannya bersifat pasif partipatoris karena untuk menjadi anak hima, ketika masuk menjadi mahasiswa jurusan tersebut secara otomatis dia sudah masuk menjadi anggota, entah pasif atau mau aktif sebagai pengurus hima.
Hanya saja aku ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya, atas apa yang telah kalian semua lakukan untuk menumbangkan AcSES. Terlebih di musma, saat kebanyakan angkatan 2010 yang sebenarnya belum terlalu paham akan adanya penyebab dan latar belakang hal ini terjadi, tapi kalian sudah berani berpendapat, saya acungi jempol untuk keberanian kalian, semoga kedepannya bisa lebih kritis lagi. Namun juga kritis positif. Semangat teman-teman 2010, berprestasilah dan berkontribusilah untuk almamater tercinta. Teman-temanku, jangan mudah termakan isu media, kalo ingin memahami AcSES, dengan kebesaran hati dan rasa senang insyaAllah, personal AcSES siap memfasilitasi diskusi atau sekedar bimbingan untuk menulis, atau jika kalian ingin merubah sistem, aku undang juga untuk masuk ke dalamnya dan perbaikilah kinerja kami, teman-teman yang mungkin dinilai mengecawakan kinerjanya, satu nasihat untuk kalian, jangan mudah berkata kecewa pada orang lain, karena bisa jadi kalian lebh mengecewakan daripada orang yang kalian mengecewakan.
Dan selain itu, berkah musma, ukhuwah diantara teman – teman AcSES tambah dekat dan mesra, semakin harmonis saja. Jika ada yang bilang, akan menutup AcSES, entah tahun ini, tahun depan, atau sebisa kalian. Silakan saja, memang rasa syirik itu penyakit hati yang bisa menutup rasa empati, tapi bagi kami tidak, kami akan menganggap kalian semua adalah saudara kami yang terlibat dalam proses pendewasaan diri dan pengembangan karakter. Silakan kalian berpikir untuk menutup AcSES, tapi kami akan berpikir untuk berkontribusi dan berprestasi menyumbang nama baik untuk fakultas dan almamater tercinta. Meskipun sebenarnya, jika boleh dibilang sudah berkali – kali AcSES tutup, karena memang kondisi riilnya begitu, kunci AcSES hilang. Bagi yang merasa ngefans, tolong dikembalikan dulu ya, nanti kami beri duplikatnya, atau bilang lah, biar kami juga bisa tau siapa penggemar sejati AcSES, dan kami bisa mengingat wajahnya, satu kata yang kuingat dari pak direktur kemarin, “saya memaafkan sikapnya, tapi tidak akan melupakan wajahnya,” akan kutambahi, “aku memaafkan sikap Anda – Anda, aku pun juga memohon maaf atas kekuranganku, tapi aku juga tidak mau mengingat wajah Anda, memenuhi memori otakku saja, mendingan buat mengingat hal – hal positif saja”
Closing statement, jika ada yang bilang di musma bahwa KAMMI musuh bersama, kalau kalian tahu, hanya ada satu orang KAMMI yang mungkin kalian anggap sebagai reaktor aktiv untuk menumbangkan AcSES atau jamaah tarbiyah, namanya Mei Yunlusi Irawati, 040811158, Ekonomi Pembangunan 2008, no others, call me at 085645836797, atau pesonaku seorang, mewakili ribuan mahasiswa yang kalian musuhi, hohoho, alay. Cukup bangga juga ketika KAMMI diidentikan dengan seorang mesjidan, jilbab lebar, pake rok, menjaga hijab, atau ciri – ciri fisik lainnya, pokoknya yang baik – baik, terimakasih, perkataan kalian adalah doa, dan terimakasih telah mendoakan kebaikan untuk KAMMI, dalam hal ini Mei.
So, berpikir jernihlah, jangan menjudge bila data yang didapat hanya satu arah dan simpang siur, karena mustahil seorang maling mengaku maling, kecuali dia sudah tobat, dan untuk teman – teman pergerakan yang saya hormati dan banggakan, bersaing sehatlah, karena KAMMI jika diam menakutkan, bergerak mematikan, jangan macam – macam bikin fitnah, makasih.
Warm regards : Mei Yunlusi, Mahasiswa belajar Politik
Komentar
Posting Komentar