wanted : pemimpin unair
Sebuah kebiasaan yang buruk dari seorang mei yunlusi adalah susah memaafkan, tapi jika kau baik, aku akan berusaha mengembalikannya lebih, seoptimal yang bisa saya lakukan. Namun, rasa sakit hati itulah yang menyadarkanku untuk bergerak, terima kasih kawan. Mengutip kata teman di sebuah perhelatan bersama kawan2 seperjuangan di SMA, yang bilang bahwa ukhuwah adalah "memberi tanpa harap menerima", pun "kita tidak boleh kecewa dengan orang lain, karena mungkin diri kita lebih mengecewakan dari mereka" merupakan suatu "proses pendewasaan diri" yang senantiasa berlangsung dalam diri manusia.Memaknai kata ukhuwah. Menghadapi banyak karakter dan pemikiran dari kepala orang serta menghadapi tingkah polah mereka, itupun proses elaborasi yang menantang. Kekalutan hati. Tadi malam, saya tidak bisa tidur, bahkan baru tidur jam 3 pagi tadi, menahan keram dan rasa njarem yang sebenarnya tak berasa lagi, tapi karena luka hati, rasanya sakit ini kian mendera.Menyambung ke sebuah kisah.
Sebuah film lawas yang kusimak bersama Vita di kamar depan, kerinduan terhadap pria itu, pria yang berprinsip dan berani mengambil resiko, pria yang sejatinya bisa dikatakan mahasiswa karena tanggap akan masalah kemahasiswaan, membuatku nangis karena aku tak menemukan sosok pria itu, sosok Gie yang berani berbuat tanpa takut akan intimidasi oleh pihak yang ia lawan, bagiku Gie berprinsip, tegas, idealis, dan so sweet, meskipun Vita ngomel - ngomel, baginya aku aneh, biarlah, orang farmasi memang tak peka dengan masalah sosial,hehe, piss, kita berdebat masalah aksi, pergerakan kampus, ormek, hingga menyinggung jurusan masing2. Adakah Gie di masa ini?
Mengingat akan adanya aksi dari teman - teman esok di Jakarta, bagi Vita itu adalah ulah mahasiswa yang gak penting dan pemborosan waktu serta kerugian - kerugian publik lainnya. Tergerak menyudahi debat karena gak konsen nonton film, akhirnya closing statement kita adalah bertindaklah sesuai keahlian dan kemauan masing - masing. Yang penting kita sebagai mahasiswa berkontribusi bagi negara ini,jangan saling menyalahkan satu sama lain apalagi mengecam aksi yang berbeda dengan kita adalah aksi yang bodoh. yang kita butuhkan adalah sinergitas dan gerak secara menyeluruh kawan, gerak dalam parsial dan spesialisasinya masing - masing, tapi tetap dalam integritas dan sinergitas mewujudkan Indonesia yang nyata, unggul dan luhur, bersatu dalam wadah NKRI.
Kewajiban tandhim (organisasi) ini sejatinya ada sejak zaman Rasul kawan, bukan kemauan sepihak oleh orang saat ini, tertarik diskusi lebih lanjut, monggo, dan maaf, jika ada yang bilang politik itu kotor, bukan politiknya yang kotor, tapi bagiku, beberapa oknumlah yang kotor,sinekdoke pars pro toto,jangan gunakan majas ini untuk membuat konklusi kawan. Karena itulah, kita butuh oknum yang bersih untuk memanagenya, muslim negarawan, (halah promosi, hehe). Sangat aksiomatik, bahwa kepemimpinan dan ketaatan adalah urusan organisasi yang solid.
Saat ini, parsialisme dalam gerakan Islam nampak jelas, pergesekan antar teman pergerakan, kian terasa, apalagi di forum kemahasiswaan seperti musma ,ataupun pemira, ada yang tidak sepakat? Maaf, itu sebagian alasan yang membuat saya menanggalkan hak suara penuh kemarin, toh gak berfungsi kan..-_-
Menanggapi kasus tersebut, seandainya saya seorang Gie, hmm, akan lebih pedas dari cabe mungkin mengkritik hal itu, untunglah saya tidak terlalu bisa nulis, jadi I am sorry to say, tulisannya acak adut kaya gini, anggep aja ini karakter tulisan saya. : )
Salah satu prinsip harokah dalam gerakan Islam, ialah keharusan gerakan tersebut dilaukan secara komprehensif, totalitas dan tidak parsial sampai terealisasi sebuah reformasi Islam yang dicitakan serta tegaknya daulah yang menerapkan syariat Allah. Setelah itu, kita memberi perhatian pada berbagai spesialisasi bidang tertentu setelah terselesaikannya manuver tajam di atas. Takamul (totalitas) yang dimaksud adalah ihtimam(perhatian) dan i'dad(penyiapan) secara menyeluruh di semua aspek untuk menghadapi relitas jahiliah dan realisasi reformasi Islam. Yakni gerakan yang tidak berpandangan sempit pada salah satu aspek atau bidang gerakan tertentu, (baca harokah). Kecuali bila aspek itu ditempatkan pada posisinya yang tepat dan termasuk pada bagian rencana yang menyeluruh. Dengan demikian, takamul menjadi bingkai umum yang mengarahkan bagian dan spesialisasi gerakan yang bermacam - macam menuju sasaran yang diharapkan dan tujuan yang dicitakan.
Sama gelisahnya seperti Gie yang mengalami konfusi akan adanya perang komunitas mahasiswa katolik, GMNI dan HMI kemarin, yang akhirnya lebur dalam suatu wadah bernama KAMI, terkadang saya berpikir, kesibukan menumbangkan pihak lawan itulah yang menumbangkan kita kawan, kenapa tidak fokus pada kelebihan dan kekuatan internal saja daripada sibuk mencari kelemahan pihak lawan, semoga menginspirasi, menghadapi musma di FE, saat kita memperjuangkan eksistensi AcSES nanti dan menyusun langkah strategis menapak pemira unair yang tak lama lagi. Sekali lagi penguatan internal kawan, mari berjuang bersama, bismillah. Karena yang kita perjuangkan tak hanya FE, tak hanya Unair, pun Indonesia. Dapatkah?
Mengulang kiprah mahasiswa pergerakan yang mampu menjadi menggebrak masa rezim Soekarno pada era Gie, dan rezim Soeharto pada era refrormasi, akankah peran mahasiswa seperti ini akan terulang pada dekade kita, era SBY? Nantikan penayangannya esok hari, saat semua mata media mengarah ke rencana besar aksi mahasiswa di Jakarta, dan polisi telah menyiapkan batalyionnya, mampukah kita membuat sejarah?
Wallahu 'alam..
Sebuah film lawas yang kusimak bersama Vita di kamar depan, kerinduan terhadap pria itu, pria yang berprinsip dan berani mengambil resiko, pria yang sejatinya bisa dikatakan mahasiswa karena tanggap akan masalah kemahasiswaan, membuatku nangis karena aku tak menemukan sosok pria itu, sosok Gie yang berani berbuat tanpa takut akan intimidasi oleh pihak yang ia lawan, bagiku Gie berprinsip, tegas, idealis, dan so sweet, meskipun Vita ngomel - ngomel, baginya aku aneh, biarlah, orang farmasi memang tak peka dengan masalah sosial,hehe, piss, kita berdebat masalah aksi, pergerakan kampus, ormek, hingga menyinggung jurusan masing2. Adakah Gie di masa ini?
Mengingat akan adanya aksi dari teman - teman esok di Jakarta, bagi Vita itu adalah ulah mahasiswa yang gak penting dan pemborosan waktu serta kerugian - kerugian publik lainnya. Tergerak menyudahi debat karena gak konsen nonton film, akhirnya closing statement kita adalah bertindaklah sesuai keahlian dan kemauan masing - masing. Yang penting kita sebagai mahasiswa berkontribusi bagi negara ini,jangan saling menyalahkan satu sama lain apalagi mengecam aksi yang berbeda dengan kita adalah aksi yang bodoh. yang kita butuhkan adalah sinergitas dan gerak secara menyeluruh kawan, gerak dalam parsial dan spesialisasinya masing - masing, tapi tetap dalam integritas dan sinergitas mewujudkan Indonesia yang nyata, unggul dan luhur, bersatu dalam wadah NKRI.
Kewajiban tandhim (organisasi) ini sejatinya ada sejak zaman Rasul kawan, bukan kemauan sepihak oleh orang saat ini, tertarik diskusi lebih lanjut, monggo, dan maaf, jika ada yang bilang politik itu kotor, bukan politiknya yang kotor, tapi bagiku, beberapa oknumlah yang kotor,sinekdoke pars pro toto,jangan gunakan majas ini untuk membuat konklusi kawan. Karena itulah, kita butuh oknum yang bersih untuk memanagenya, muslim negarawan, (halah promosi, hehe). Sangat aksiomatik, bahwa kepemimpinan dan ketaatan adalah urusan organisasi yang solid.
Saat ini, parsialisme dalam gerakan Islam nampak jelas, pergesekan antar teman pergerakan, kian terasa, apalagi di forum kemahasiswaan seperti musma ,ataupun pemira, ada yang tidak sepakat? Maaf, itu sebagian alasan yang membuat saya menanggalkan hak suara penuh kemarin, toh gak berfungsi kan..-_-
Menanggapi kasus tersebut, seandainya saya seorang Gie, hmm, akan lebih pedas dari cabe mungkin mengkritik hal itu, untunglah saya tidak terlalu bisa nulis, jadi I am sorry to say, tulisannya acak adut kaya gini, anggep aja ini karakter tulisan saya. : )
Salah satu prinsip harokah dalam gerakan Islam, ialah keharusan gerakan tersebut dilaukan secara komprehensif, totalitas dan tidak parsial sampai terealisasi sebuah reformasi Islam yang dicitakan serta tegaknya daulah yang menerapkan syariat Allah. Setelah itu, kita memberi perhatian pada berbagai spesialisasi bidang tertentu setelah terselesaikannya manuver tajam di atas. Takamul (totalitas) yang dimaksud adalah ihtimam(perhatian) dan i'dad(penyiapan) secara menyeluruh di semua aspek untuk menghadapi relitas jahiliah dan realisasi reformasi Islam. Yakni gerakan yang tidak berpandangan sempit pada salah satu aspek atau bidang gerakan tertentu, (baca harokah). Kecuali bila aspek itu ditempatkan pada posisinya yang tepat dan termasuk pada bagian rencana yang menyeluruh. Dengan demikian, takamul menjadi bingkai umum yang mengarahkan bagian dan spesialisasi gerakan yang bermacam - macam menuju sasaran yang diharapkan dan tujuan yang dicitakan.
Sama gelisahnya seperti Gie yang mengalami konfusi akan adanya perang komunitas mahasiswa katolik, GMNI dan HMI kemarin, yang akhirnya lebur dalam suatu wadah bernama KAMI, terkadang saya berpikir, kesibukan menumbangkan pihak lawan itulah yang menumbangkan kita kawan, kenapa tidak fokus pada kelebihan dan kekuatan internal saja daripada sibuk mencari kelemahan pihak lawan, semoga menginspirasi, menghadapi musma di FE, saat kita memperjuangkan eksistensi AcSES nanti dan menyusun langkah strategis menapak pemira unair yang tak lama lagi. Sekali lagi penguatan internal kawan, mari berjuang bersama, bismillah. Karena yang kita perjuangkan tak hanya FE, tak hanya Unair, pun Indonesia. Dapatkah?
Mengulang kiprah mahasiswa pergerakan yang mampu menjadi menggebrak masa rezim Soekarno pada era Gie, dan rezim Soeharto pada era refrormasi, akankah peran mahasiswa seperti ini akan terulang pada dekade kita, era SBY? Nantikan penayangannya esok hari, saat semua mata media mengarah ke rencana besar aksi mahasiswa di Jakarta, dan polisi telah menyiapkan batalyionnya, mampukah kita membuat sejarah?
Wallahu 'alam..
Komentar
Posting Komentar