Suami Untukku dan Abi Untuk Anak-Anakku


Entah kenapa, di saat Unair sedang guncang-gancingnya seperti ini, teman-temanku SMAdulu banyak yang ngetag undangan nikah, paradoks, aku dan kawan2 di siyasi "fight" mereka malah nikah, kan jadi pengen..^^V
Kemudian, sontak aku pun memikirkan hal tersebut, hanya hiburan mungkin untuk meredam stresku yang menumpuk ini, tentang apa? Tentang calon imamku, hehe.
Dalam posisi tertekan, sudah bisa terbaca sifat asli seseorang pasti akan keluar. Apakah dia sabar, galak, cerdas, bijak, pemberani, penakut, emosian, kalem atau lainnya. Dan dari hasil pengamatanku beberapa waktu ini, tidak ada ikhwan Unair yang "menarik" diriku ini untuk jatuh hati, meski mungkin bagi sebagian orang ada yang mendadak jadi magnet bagi sebagian yang lain, kan penilaian tu relatif. Alhamdulillah. So, masih tetep, targetku antar kota dalam provinsi, hahaha..Aamiin..
Karena yakin tidak ada yang akan membaca blogku ini, mau curhat ah, bukan berandai, tapi berdoa pada Allah, judul doaku kali ini(serius mode on)
Suami Untukku dan Abi Untuk Anak-Anakku
Ya Allah, mudahkanlah jodohku, hamba yakin dan percaya bahwa Engkau telah menyiapkan nama imam untukku dalam lauhul mahfudz, namun jika Engkau berkenan ya Allah, izinkan hamba memiliki imam yang seperti hamba inginkan, seorang ikhwan yang mampu membimbing hamba menuju jalan yang Engkau ridhoi dan bersama - sama menyempurnakan akhlak kami dan penerus - penerus kami sebagai agen dakwah permanen, imam yang tampan jasmani rohani*, kaya iman dan materi*, sholih, menafkahi keluarga, hidup sederhana dan berkecukupan, memberikan keturunan-keturunan yang sholih dan sholihah. Itu garis besarnya, dan syarat plus plusnya adalah(opo2an iki, haha) karena diriku adalah seorang seniwati(menurutku), aku ingin punya imam dimana dia juga mengerti mengenai dunia seni, paham mengenai lukis, teater, dan musik, lebih disukai apabila dia adalah pelaku seni, hehe, ngarep banget. Selain itu, aku senang nonton film – film motivasi, terlebih India, betapa senangnya jika kita bisa nonton bareng dan menganilisisnya bersama.
Kemudian, karena jiwaku jiwa2 mbolang, aku ingin punya imam yang memiliki hobi yang sama, berpetualang, so bisa jalan – jalan bareng dan mengambil maknanya dari setiap kisah perjalanan kita. Aku ingin punya suami yang semasa mudanya juga aktivis, so bisa klop dalam pembahasan kebijakan bangsa ini, haha, rumahku adalah tempat diskusi. Mengasah kekritisan kami.
Satu hal lagi yang mungkin aneh bagi sebagian orang, diriku sangat menyukai persepakbolaan, mungkin karena dulu bapak adalah pemain sepak bola, aku ingin punya suami yang paham dan senang dengan sepak bola, bukan pemain lho ya, hanya paham dan suka saja. Satu hal konyol yang pernah kukatakan pada temanku, carikan ikhwan arema ya?!(Mungkin baginya ini lelucon konyol, hehehe^^v)
Dan, untuk mengimbangi diriku yang “aneh” ini, aku mengharap bahwa suamiku tidak seaneh diriku, karena diriku orangnya gampang meledak – ledak, aku ingin punya suami bertipe air yang bisa dewasa dan mendinginkanku saat aku panas, pun seorang suami yang setia dan “sabar” meladeni diriku, dan aku pun akan berupaya untuk berbenah setiap saat menjadi lebih baik lagi, insyaAllah. Sebagai seorang anak sosial yang tidak diterima di jurusan tekhnik aristektur UGM, jujur, aku sangat mengagumi pemikiran orang eksak yang segalanya penuh kepastian dan pertimbangan, meski kadang sering kres, tapi inilah yang aku inginkan, kolaborasi dua disiplin ilmu, aku ingin suamiku orang eksak, kalo bisa tekhnik arsitektur, hehe. Itu untuk kriteria suamiku.
Dan setelah kriteria “suami” lengkap, ada harapan lagi suamiku harus bisa menjadi bapak untuk anak-anakku, dia harus bisa telaten bersamaku membimbing anak – anakku, bertanggungjawab menjadi ayah teladan, dan menafkahibaik secara materi maupun rohani.
Di penghujung doaku ini, semoga Allah memudahkan, ya Allah, jika hamba belum bertemu denganNya untuk saat ini, mudahkanlah pertemuan Kami hingga sampai di pelaminan. Amiin.
Selesai, kalo ada yang berminat hubungi mei(loh, kumat gejene, hehe).
*Ditulis di tengah kepenatan di detik – detik kulminasi Unair
17 Maret 2010 jam 12:10, sebelum aksi ke rektorat
Sekre AcSES

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gajah Abrahah

Fitrah Based Education

Umar