love letter
Malang, 4 Nopember 2016
Assalamualaykum cinta..
Selamat berjuang, engkau yang berjuang
membela Al Quran di bumi Allah, salam hangat dari Malang untuk yang di Jakarta
ya..
“Laki-laki (suami) itu pemimpin bagi perempuan (istri), karna Allah tlah
melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah
memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang salih adalah
mereka yang taat (kpd Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada,
karena Allah telah menjaga (mereka)…” An Nisa:4
Mungkin dulu, kita tak saling kenal, tak
saling mencari bahkan tak tahu kenapa rasa ini bisa datang, namun indahnya
scenario Allah yang mempertemukan kita.
Ingatkah bi, hari itu saat seorang wanita
yang menantimu dan memberimu sebotol teh? Haha, harusnya aku gimana ya pas saat
itu, janjian dari jam 11 baru datang jam 2, serius masih terbayang memori itu
kali pertama kita bertemu, mahasiswa semester akhir yang masih disibukkan
dengan aktivitas ormawa dengan wajah kumus kumus datang ngos-ngosan dari ITS ke
Unair. Sepeda bersejarahmu yang entah di tangan siapa sekarang menjadi saksi
buta pertemuan kita, tsaaah :D
Dan kisahpun berlanjut, entah bagaimana
tangan Allah mengatur semua, dari dua orang asing yang tak saling kenal kita
jadi akrab dan tak butuh waktu lama akhirnya hanya seminggu pasca dapat ijasah
akhirnya ijab sah, Alhamdulillah tanpa hambatan berarti pula J
Kini, setelah kita lalui bersama. Kau tau
betapa beruntungnya ku dipertemukan denganmu? Engkau yang pahami aku saat
menangis, yang tak pernah berhenti memilikiku di setiap harimu, yang merelakan
diri berjemur terik mentari, terguyur hujan, tidur beralaskan rumput dan
terpayungi langit serta berselimut angin. Engkau suamiku, yang bekerja keras
tak kenal siang dan malam, sosok lelaki tangguh dan bertanggungjawab.
Iya, engkau abi dari dua komandan krucil kita
yang selalu kami rindukan setiap waktu ketika dekat maupun jauh, yang meski
berpisah raga tapi menyatu dalam cinta. Anak-anak begitu ingat akan setiap masa
bermain dengan abinya, meskipun jarang bertemu, kehadiranmu adalah oase bagi
jiwa-jiwa yang kehausan.They are miss you so much. Kerja yang baik ya abi,
semoga dilancarkan urusannya biair bisa segera kumpul lagi.
Alhamdulillah 4 tahun sudah kita berumah
tangga, trimakasih cinta atas kasih sayang dan kerja kerasnya selama ini,
semoga daku mampu selalu menyertai diri membangun peradaban. Trimakasih pula
atas semua fasilitas yang engkau sediakan pada kami, smoga kami bisa
memanfaatkannya dengan baik sampai tiba masanya para malaikat Allah meminta pertanggungjawaban
atas harta yang kau gunakan selama ini untuk menafkahi kami.
Maafkan jika diriku tak selalu mampu menjadi
yang terbaik bagimu, tapi insyaAllah selama ini aku akan trus belajar dan
berproses menjadi istri dan ibu yang baik untukmu dan anak-anak, smoga Allah
pertemukan di jannahNya nanti, aamiin.
Ok dear, I can say to my self that you’re
okey there, although I don’t see you but
my heart always can see you and hear you where ever, when ever you are. We are
waiting. Happily ever after :-*
Your Wife
Komentar
Posting Komentar