Tantangan Kemandirian Masak Sendiri



Sebagai pejuang dapur, saya memiliki dua asisten koki, meskipun sebenarnya keberadaan dua koki ini tidak seperti yang diharapkan, haha karena lebih banyak ngisruhnya daripada mbantunya. Oke, lanjut ke cerita sebelumnya tentang anak-anak saya yang sulit makan, saya mencoba melibatkan mereka dalam proses masak-memasak. But no for a sharp item. Mereka hanya saya beri ijin untuk membantu hal-hal kecil yang tidak terlalu berbahaya, seperti gambar tersebut.

Mulai dari bikin tuang tepung, pecahin telor, tuang adonan, tuang dan aduk agar-agar ke dalam panci, sesekali uleg-uleg bumbu. Selebihnya untuk urusan potong memotong saya belum berani masrahkan ke anak saya, sementara baru gunting benda tajam yang saya percayakan pada mereka. Dan satu lagi untuk urusan api-apian, saya masih membatasi raung mereka, sekedar nyalain kompor sudah perna saya uji cobakan pada Rozaq, tapi berhubung kompor saya pernah njeblug dan mengeluarkan api yang luar biasa, aktivitas itu itu saya ambil alih lagi. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan.



Oke, ternyata aktivitas mecah telur, nuang tepung, gunting plastic kemasan agar-agar dan serangkaian aktivitas kotor-kotoran itu menyenangkan bagi mereka. Aktivitas masak pun membuat mereka happy. Yes, really happy. Setelah serangkaian proses tadi selesai, makananpun jadi, tadi kita membuat mie secara manual, dengan bahan dasar tepung dan telur. Lengkap dengan agar-agar rasa yoghurt. Time for eating.  

#Gamelevel2.3
#BundaSayang
#tantangankemandirian
#InstitutIbuProfesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fitrah Based Education

Gajah Abrahah

Watch