Membangun Tim yang Solid

Tim adalah satu kesatuan yang terdiri dari 2 atau lebih orang dengan maksud dan tujuan yang sama, menuju satu cita yang sama walaupun mungkin dengan cara beragam. Dalam penugasan kali ini, saya agak keteteran, qodarullah pasca melahirkan kemarin sempat sakit beberapa lama dan mengharuskan diri ini isoman dan istirahat agar badan kembali pulih. Bahkan sampai tugas ini ditulis pun kondisi masih belum begitu pulih, sudah malam begadang bersama baby, ditambah kondisi badan yang kurang fit dan harus jaga Anggota keluarga yang semua dalam kondisi tidak sehat lagi, subhanallah wa masyaAllah. Dan saat seperti inilah, kondisi emosi benar-benar diuji lagi.

Kembali kepada tugas sebelumnya, case yang saya ambil adalah manajemen emosi. Berbicara mengenai emosi memang menantang, khusus nya bagi ibu-ibu yang 24 jam berada di rumah dan bergesekan dengan anak-anak. Membuat simpul senyum selama 24 jam ini rasanya hal mustahil yang harus diperjuangkan, bagaimana tidak, ulah anak-anak yang menggoda kita untuk ujian kesabaran, belum lagi hal-hal lain yang membuat emosi kita tidak stabil. Di tugas kali ini, saya yang mengambil kasus manajemen emosi sengaja tidak mengambil tim dalam jumlah yang banyak seperti teman-teman lainnya, tim saya terdiri dari keluarga inti saja,karena saya berpikir akar masalah saya adalah emosi dalam ranah keluarga, jadi tim yang cocok untuk menyelesaikan masalah ini adalah keluarga inti, sementara untuk kegiatan sharing dan lainnya barulah kita akan open share.

Di bawah ini adalah gambaran user persona saya. 

Dan berikut adalah story' board yang saya buat, latar belakang masalah ini adalah mengambil tema tentang karakter umum seorang ibu yang mayoritas menghabiskan waktunya di rumah, memiliki tantangan seputar emosi yang tidak stabil dan merasa dirinya kurang bermanfaat atau berdaya bagi lingkungan, mungkin dia merasa sudah sekolah tinggi ternyata aktivitas yang dilakukan seputar dapur,sumur,kasur saja, tidak ada aktivitas di ranah publik yang membuatnya merasa berguna bagi masyarakat. Bukan tanpa alasan, hal seperti ini kadang kala menjadi pemicu ketidakstabilan emosi bagi ibu rumah tangga seperti saya. 
Selanjutnya, di papan kedua adalah mimpi yang ingin saya wujudkan, yaitu menjadi ibu yang bahagia dan produktif meski dari rumah saja. Ketika seorang ibu bisa mengelola emosinya, dia berhasil mengendalikan jiwanya, maka ia akan selalu bahagia, saat ibu bahagia, dijamin deh semua akan berjalan baik-baik saja, anak akan bahagia dan ibu tersebut akan produktif dalam keseharian nya.

Untuk menuju mimpi tersebut, hal yang sangat urgent untuk saya lakukan adalah memulainya, kapan? Sekarang juga. Bikin perubahan untuk hal yang perlu dan harus dirubah, melanjutkan apa yang sudah baik dan tidak ada kata "tar dulu deh". Selanjutnya ketika sudah berniat memulai perubahan tersebut, satu hal penunjang yang juga penting adalah menemukan teman, membentuk sebuah tim atau komunitas agar kita tidak berjalan sendirian. Satu hal yang saya ingat dari kuliah bunpro yang lalu, jika ingin berjalan cepat berjalanlah sendirian, namun jika ingin berjalan jauh, berjalanlah bersama, kali ini saya ingin jalan cepat dan jauh, jadi solusi yang saya ambil adalah membentuk tim ini tidak banyak orang, alias sedikit saja, melibatkan keluarga inti. Dan saya ingin berjalan jauh, dengan keluarga saya yang maka akan ada teman dan penyemangat di saat saya mulai goyah, hal ini sesuai dengan langkah selanjutnya, yakni bersama tim, maka kita akan bersama mewujudkan mimpi dan menemukan solusi. Jika semua ini berjalan lancar, maka mewujudkan ibu yang bahagia dan produktif bukan lagi sebuah mimpi, insyaallah.
Untuk pemetaan hardskill dan softskill adalah sebagai berikut: 

Di worksheet ini, anggota yang saya petakan skill nya hanyalah saya dan suami,mengingat anak2 masih belum memiliki hardskill dan softskill yang matang karena mereka masih dalam fase belanja pengalaman.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fitrah Based Education

Gajah Abrahah

Watch