Dewasa Bukanlah Angka


"Grafik kedewasaan manusia bukanlah ditentukan oleh angka semata, akan tetapi seberapa besar kualitas tersebut mempengaruhi paradigma dan konstruk berpikir kita."
(Mei Yunlusi)
Beberapa hari ini, seakan perasaan yang tertuang dalam syair ini, cukup mewakili apa yang kurasakan,


Kadangku merasa bimbang
Berada didunia yang lapang ini
Sampai kapan aku berjuang
Dijalan dakwah panjang

Takutku akan semua
Semua yang takkan berlanjut lagi
Hanya karna memikirkan
Nafsu dunia yang fana

Rasa futurku menghalangiku
Menempuh semua perjalanan imanku
Akupun ingat semua teman-temanku
Yang masih coba membimbingku


Akan tetapi, inilah nikmat Allah bahwa Skenarionya sangatlah indah, selama terbaring di kamar kost beberapa hari ni, akhirnya aku menemukan makna sebuah "proses", proses seseorang dalam mencapai kedewasaan yang sebenar-benarnya, kedewasaan yang sebenarnya bukanlah terletak pada bilangan umur, kedewasaan usia akan tetapi, kedewasaan yang sebenarnya adalah ketika kita mampu menahan ego yang kita miliki untk mencapai kesempurnaan iman, saat kita mampu menempatkan diri kita di tempat yang semestinya, saat diri kita mampu bersikap tenang saat terbakar emosi, saat kita bisa tawadhu saat suasana sedang kacau, saat kita bisa menerima keputusan bersama sebagai hasil musyawarah, saat diri kita menghargai prinsip orang lain meski mungkin bertentangan dengan prinsip kita, saat diri kita bisa tegar dan kuat di saat terguncang, saat kita kian dekat dengan Allah, saat kita bisa menjadi teladan bagi umat, saat kita bisa menjadi anak yang sholehah bagi kedua ibu - bapak kita, saat kita tidak bersikap kekanak-kanakan dengan sikap manja kita yang mungkin hanya untuk mencari perhatian orang yang kita sayang, saat kita sudi dan mampu berjuang seoptimal mungkin, saat kita mampu memposisikan diri kita di posisi lawan bicara kita sehingga kita bisa memahaminya dan melihat, bersikap, bertindak tidak hanya pada diri kita saja, obyektif, saat kita bisa menghargai hak - hak orang lain, saat kita bisa menjaga lisan kita meski hati terbakar, saat kita mampu menjadi air saat jago merah yang dinyalakan oleh setan mulai berkuasa dan mencoba bertahta dalam degupan nafas kita, saat kita bisa menjadi teman bagi siapa saja yang beruat kebaikan, dan saat kita bisa memerangi kebathilan dan musuh - musuh Allah, dan saat kita menyadari bahwa kita hanya manusia kecil, biasa, yang banyak berbuat khilaf sehingga dengan demikian, tak akan ada hentinya diri kita untuk berbenah dan senantiasa merecharge iman kita, terimakasih yaAlloh untuk semua ini, dan

Anugrah yang terindah
yang kini kuanggap
adalah saat diriku mulai berubah
Anugrah yang terindah
yang kini kuanggap
saat kumulai semua hidup yang baru

Sayupan angin sang malam
membawa diriku mengingatkanku pada DIRIMU
akupn mulai teringat akan semua salah
yang selama ini aku perbuat

Dimana aku berdiri saat ini
aku sadar
aku hanya manusia sekecil ini
yang tak punya
nyali sama sekali


maafkan ketidakdewasaan ku selama ini kawan, semoga ke depannya Mei Yunlusi Irawati bisa menjadi lebih dan lebih dewasa lagi hingga tidak da yang merasa terganggu dengan kekanak-kanakanku, afwan..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fitrah Based Education

Gajah Abrahah

Watch